Di-bodyshaming-in Gak Enak, Tau?!?


"Eh, lama gak ketemu. Gendutan ya, sekarang."
"Tinggian dikit, dong. Masa ginian aja gak sampe."
"Minggir dong minggir, gede banget si."


Pernah nggak sih kalian denger kalimat-kalimat seperti itu? Gimana perasaan kalian setelah mendengar itu? Nggak enak lah pastinya. Nah, kalimat-kalimat kaya gitu tuh yang memicu body shaming. Kalimat yang keluar dari mulut seseorang dengan tujuan untuk megejek, merendahkan, bahkan menghina. Body shaming juga bisa diartikan sebagai komentar-komentar negatif yang memandang fisik seseorang. Seperti yang udah aku jelaskan, contoh di atas merupakan sebagian kecil dari body shaming.

Sebagian besar orang, termasuk kita tidak sadar kalau telah melakukan body shaming. Terkadang niat hati mau becanda. Eh, malah jatuhnya body shaming. Huft. Becanda soal fisik dengan body shaming emang beda tipis, lho. Saking tipisnya sampai nggak bisa bedain, kan? Iya kadang. Jadi gini, kita bisa becanda soal fisik tapi buat seneng-senengan aja. Nah, kalau orang yang kita ajak becanda sampai sakit hati, itu namanya kita udah melakukan body shaming. Dan kita nggak tahu apa yang dirasakan oleh korban ini.


Baca Juga Artikel Zahrapedia


Tanpa kita ketahui, korban ini merasa sakit hati. Sebagai dampaknya, korban akan menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan fisik yang dia punya tanpa melihat kelebihan-kelebihan dari fisiknya tersebut. Dampak ini muncul sebagai reaksi atas penilaian orang lain terhadap dirinya. Terhadap fisiknya. Sebenarnya, reaksi korban bisa bermacam-macam. Ada yang cuek ada juga yang mikirin banget. Mulai dari meyalahkan diri sendiri, insecure samadiri sendiri, ‘menyakiti’ diri sendiri, sampai membunuh diri sendiri. Semuanya tergantung kepada korban itu sendiri. Hanya ada dua opsi: cuek atau mikirin banget. Hal ini juga yang membuat ­influencer-influencer zaman sekarang menggalakkan self-love—supaya lebih mencintai diri sendiri.




Sedikit kalimat yang kita keluarkan mungkin akan sangat membekas di hati korban. Di saat kita adem ayem dan sudah lupa apa yang kita katakan, si korban ini masih berkutat dengan pikirannya. Memikirkan kata-kata yang kita sudah lupa itu. Melihat besarnya dampak yang dirasakan si korban, apakah kita masih mau melakukan body shaming walau tanpa sengaja? Tentu tidak.


Sedikit tips dari aku, kalau kita berniat becanda yang melibatkan fisik seseorang, ada baiknya kita lihat dulu orang yang akan kita ajak becanda itu. Apakah dia orang yang ­baper-an atau fine-fine aja bila diajak becanda. Kalau bisa sih, jangan becanda soal fisik karena fisik seseorang tidak ada yang sempurna. Semua sudah ditakdirkan oleh Yang Mahakuasa.




^^

Post a Comment

2 Comments

  1. Aku sering kek gitu mbak🙃 dibilang kurus banget sih, smpe" aku bingung sendiri mau makan apa aja supaya agak gemuk,😷

    ReplyDelete