Sejenak Merenungkan Diri Sambut Datangnya Bulan Suci

Sumber gambar: Pinterest.com

Masih teringat di kala itu dengan perbuatan yang memalukan diri ini. Tuhan masih memberikan kasih sayangnya dengan menutup aib ini. Selangkah ketika akan melakukan kemaksiatan lalu kita urungkan adalah suatu kenikmatan. Maka sungguh itu cahaya keimanan dalam hatimu masih bersisa, dan Tuhan masih memberikan jalan agar keimanan semakin benderang.

Renungkanlah sejenak, keresahan kemaksiatan yang kau perbuat lama kelamaan pun akan kian memudar. Perlahan dalam memperbaiki diri, tetap pelihara perasaan malu perbuatan dosa. Setiap helaan nafas tuntunlah diri agar ingat kepada sang illahi. Mengingat kematian suatu keimanan yang tak terbendungkan sejak dini.

Mengurangi kemaksiatan yang diperbuat agar anak keturunan tidak melakukan kekejian yang diri perbuat selama ini. Masih diberi kesempatan dalam bernafas sampai detik ini adalah anugerah terindah. Masih diberi kesempatan merasakan datangnya bulan suci adalah suatu kenikmatan yang tiada tara.

Sesali perbuatan yang telah usang yang menjerumuskan pada kemaksiatan, bukan untuk sok suci diri ini, tapi hanya bisa memperbaiki. Hargai hidup dengan perbuatan yang lebih baik kedepannya daripada menunggu ajal dengan pebuatan tercela. Seakan hidup ini tak berarti hingga ajal tiba.

Hiasi hari-hari dengan kebahagiaan utamanya dalam meregut di setiap detiknya bulan suci ini. Masih dilimpahkan orang tua mendampingi suatu keberkahan yang hakiki, tidaklah hanya kesenangan semata yang kau dapatkan sampai detik ini, selain jerih payahnya dalam membentuk karakter agamamu.

Islammu bukan semata-mata dari akal sehatmu melainkan pengorbanan orang tuamu selama ini. Diberikan kesempatan berkumpul dengan orang terkasih, orang tua dalam bulan suci suatu hal yang tak ternilai yang patut disyukuri berkali-kali. Jangan sia-siakan waktumu dengan kesenangan yang tiada artinya sampai perpisahan telah tiba.

Bukan berarti ditinggalkan adalah kehilangan, tetapi kekecewaan yang kau dapatkan belum bisa membahagiakan orang terkasih yaitu orang tua kita dalam menuju lil Jannah-Nya. Diri bukan orang yang suci, tetapi diri hanya ingin menghiasai hari-hari ini dengan kebaikan yang ingin diregut dalam balutan di bulansuci. Terimakasih untuk orang terkasih sekitar diri yang telah mengajarkan ketulusan sanubari, tak henti-hentinya agar diri bisa menghaturkan orang tua kepada Tuhan dalam melewati proses yang ada menjadi diri yang lebih berarti menyambut datangnya bulan suci.

Post a Comment

0 Comments