Brokoli, atau dalam bahasa latin disebut Brassica oleracea var. Italica merupakan bunga dari tanaman sejenis kubis. Bagian brokoli yang dapat dimakan adalah kepala bunga yang berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian kepala bunga dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan bunga kol, namun perbedaan yang jelas terlihat yaitu brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol berwarna putih.
Brokoli Baik Untuk Otak
Brokoli mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan makanan dan minuman lainnya. Berdasarkan penelitian di Inggris, brokoli berkhasiat untuk menguatkan ingatan, sehingga sayuran ini digunakan untuk mencegah dan merawat penyakit alzheimer (pikun). Dengan mengkonsumsi brokoli dalam jangka panjang, seseorang dapat mengurangi penurunan kadar acethylcholine pada sistem saraf pusat. Artinya, brokoli juga dapat menjadi makanan alternatif untuk yang tidak ingin pikun di masa tuanya (Ide, 2013).
Brokoli juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Vitamin ini diketahui dapat meningkatkan fungsi kognitif dan menambah kekuatan otak. Mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran tertentu dapat meningkatkan daya ingat. Selain itu, brokoli kaya akan antioksidan yang beperan untuk mencegah resiko penyakit parkinson (Ide, 2013).
Baca Juga: Ceremai, Tanaman Buah Berkhasiat Obat
Brokoli Mencegah Kanker
Brokoli merupakan jenis sayuran hijau yang banyak digunakan sebagai terapi anti kanker dan antioksidan. Brokoli dikenal sebagai Crown Jewel of Nutrition karena memiliki berbagai zat gizi penting seperti vitamin, mineral, metabolit sekunder dan serat. Produk pemecahan sulfur pada brokoli yang mengandung glukosinolat, isothiocyanates merupakan bahan-bahan aktif yang berperan sebagai properti anti kanker (Olivia dan Anggraini, 2017).
Fakta menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan jeruk, brokoli yang direbus mengandung lebih banyak vitamin dan memiliki kandungan kalsium yang setara dengan satu gelas susu. Brokoli yang memiliki daun hijau gelap mengandung banyak klorofil yang dapat membantu mencegah mutase atau perubahan sel yang mengawali kanker. Brokoli mengandung karoten pelawan kanker dari vitamin A, vitamin C, dan kalsium. Kandungan vitamin C pada brokoli jumlahnya lebih banyak daripada jeruk, bahkan kandungan kalsium dalam brokoli juga lebih besar dibandingkan dengan segelas susu (Ide, 2013).
Tanaman brokoli banyak mengandung zat anti kanker yaitu sulforaphane (SFN), indoles, glukosinate, dithiolthione, beta karoten dan senyawa isotiocyanate yang nantinya zat ini akan membentuk enzim untuk mengurangi risiko penyakit kanker, diabetes militus, jantung, osteoporosis, stroke dan hipertensi. Brokoli juga berguna untuk mencegah kanker payudara. Selain kanker payudara, mengonsumsi brokoli juga dapat menurunkan risiko kanker rahim. Asam folat yang terkandung pada brokoli bermanfaat bagi wanita yang sedang hamil, sehingga baik untuk wanita mengonsumsi brokoli. Manfaat dari brokoli secara garis besar dapat meningkatkan daya kerja otak, mengatur kadar gula darah, menetralkan zat penyebab kanker, menurunkan kolesterol jahat, bagi wanita hamil baik dikonsumsi karena mengandung asam folat, dan karena mengandung vitamin C juga berperan sebagai antioksidan (Olivia dan Anggraini, 2017).
Referensi:
Ide, P. (2013) Agar Otak Sehat 2. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Olivia, F. M. dan Anggraini, D. I. (2017) “Efektivitas Brokoli (Brassica Oleracea var. Italica) dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Obesitas,” Majority, 6(1), hal. 64–70.
0 Comments