Kotak Musik || Cerpen 2020

Sumber gambar: Pinterest.com


"Bintang. Ini aku ada hadiah untuk kamu." seorang anak laki-laki menyodorkan sebuah kotak yang lumayan besar dengan pita berwarna pink.

"Ini apa, Lang?" tanya Bintang.

"Simpen ini ya. Kalo aku udah gak ada, jaga hadiah ini."

Bintang menyerengit tidak tau maksudnya. Baru saja ia ingin bertanya lagi tiba-tiba ada yang mengejutkan.

"Bintang bangun! Mama dobrak ini pintu."

Gawat! Itu adalah  Mamanya. "Iya Ma, ini udah bangun kok,"

Hampir 15 menit Bintang menghabiskan waktunya untuk bersiap-siap kembali kesekolahnya. Bintang duduk di bangku kelas 11 sekolah di SMA Yapena sekolah favorit dan terbaik.

"Ma, Intan pergi dulu," pamit Bintang, menyalami tangan sang Mama dan tidak lupa menciumnya.

"Bintang!" teriak Ira teman sebangkunya.

Bintang pun ikut melambaikan tangannya. "Ira, hari ini jadi kan ke rumah gue?" 

"Iya, jadi kok," ucap Ira, "Oiya, lo udah tau belum kalo kita bakalan kedatangan anak kelas baru." lanjutnya.

Bintang menggeleng, "Kok gue baru tau sih, Ra?"

"Cih, tumben banget lo ketinggalan berita kaya gini," ucap remeh Ira.

"Ya lagian nih ya, kok mendadak gitu loh." sewot Bintang tidak terima.

"Mendadak dari mana ini berita udah dua hari yang lalu, Bintang."

Ah, Bintang mulai tidak update lagi tentang sekolahnya. Pasalnya Bintang itu serba tahu, dari seluruh anak-anak sekolahnya. Sampai-sampai dia di tunjuk sebagai Duta Gosip. Nah, loh kan. Kalo sudah begini bagaimana seorang Bintang tidak tahu bahwa ada anak baru di sekolahnya.

Dia harus mencari tau siapa itu anak barunya. Bel masuk sekolah pun sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, tapi tidak ada bau-bau kedatangan murid baru. Semua anak sudah tidak bisa di jelaskan betapa rusuhnya.

"Selamat pagi anak-anak!" seorang guru telah datang dan membawa seorang laki-laki yang di ketahui bahwa dialah murid barunya.

"Pagi, Bu."

"Baiklah, anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Solo." jelas sang guru, "Ayo silahkan, perkenalan dirimu." lanjutnya.

"Hai semua, perkenalkan nama saya Langit. Saya harap kita bisa berteman dengan baik disini,"

Sedangkan seorang gadis yang duduk di pojok dekat jendela hampir ingin menangis melihat siapa yang ada di depannya saat ini.

Entah dia harus senang atau marah sekarang. Karena dia, Bintang tidak bisa melupakan hari itu. Hari dimana seharusnya dia bersama Langit untuk selalu bersama. Dan hari itu pula dia kehilangan semuanya.

Tuhan sangat adil sekali ya, memperlakukan hatinya. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya, dia tahu alasan mengapa Langit saat itu memutuskan untuk pindah ke Solo.

Jam istirahat telah tiba. Ira tadi sudah membujuk Bintang untuk ke kantin tapi, Bintang bilang dia hanya ingin sendiri. Padahal dalam hatinya dia merindukan Langit, seseorang yang pernah mengisi relung hatinya. Kini tidak mengenalinya.

"Hai, boleh duduk disini?"

Suara itu, aku harus bagaimana batin Bintang. "Oiya duduk aja," ucapnya sambil tersenyum.

"Makasih, hmm kok kamu gak ke kantin bareng dengan yang lain?" tanya Langit.

Bintang memaksakan senyumannya, "Eng--gak papa, lagi mau sendiri aja di kelas hehe," Langit hanya menangguk menanggapi.

Diam-diam dia memerhatikan Langit yang sedang duduk di depannya. Terbesit rasa yang tidak bisa di jelaskan, dia rindu dan sekaligus sedih. Andai saat itu Langit bukanlah korban kecelakaan pada saat itu mungkin, sekarang dia tidak akan menjadi seperti ini. Semua sudah berubah, aku, kamu dan takdir sudah berubah.


Flasback
"Bintang ayo kita pulang," ajak Langit. Dia senang bisa membuat Bintangnya tersenyum, memperlihatkan manisnya.

"Langit, aku suka banget. Makasih ya," pekik senang Bintang. Pandangan yang tak lepas dari sebuah kotak musik yang sangat indah, terlihat di dalamnya ada sebuah patung kecil sepasang kekasih yang sedang berdansa.

"Ayo pulang." Bintang naik ke motor, Langit pun membawanya tidak mengebut dia masih ingin berlama-lama dengan Bintang.

Sampai akhirnya ada sebuah mobil yang berlawanan arah menabraknya, Langit terpental begitu jauh Bintang pun sama namun, tidak ada yang tahu bahwa Langit lah yang terluka parah saat itu.

"Bagaimana keadaan anak saya, dok?" tanya Rendi gelisah mengingat anaknya yang koma.

"Anak anda mengalami amnesia. Dia tidak mengingat siapa dirinya dan orang sekitarnya. Dan saran saya untuk membuat pasien tetap menerima keluarganya, ingatkan dia dan jangan pernah mencoba memaksa dia untuk mengingat terlalu keras. Terima kasih saya permisi dulu." ucap Dokter, meninggalkan ke dua orang tua pasien itu.

"Bintang. Bangun aduh kenapa tidur di kelas sih." gerutu Ira. Bintang mengerang menarik alam bawah sadarnya udah kembali.

"Gue mimpi ini lagi. Ra," ucapnya nganar.


Karya: DesiiNurhidayatii - Bandar Lampung

Post a Comment

0 Comments