Keterkaitan Covid-19 dan Keistimewaan Angka 19 Dalam al-Qur’an

Sumber gambar: Pinterest.com

    Kajian teks dalam al-Qur’an telah melahirkan mukjizat al-Qur’an yang kemu’jizatannya terus-menerus sampai hari kiamat. Sisi luar biasanya terdapat pada uslub (susunan kata), balaghah (sastra), dan dalam menggambarkan pemberitaan gaib. Karena itu, tidak ada satu masa pun dari masa-masa yang ada kecuali akan muncul apa-apa yang membuktikan atas kebenaran pengakuannya.

    Adapun kemu’jizatan al-Qur’an yang berupa bilangan atau angka dalam susunan ayat atau surat bahkan huruf dalam al-Qur’an. Mu’jizat ini disebut dengan I’jaz ‘Adadi. Dalam kajian Ulumul Qur’an klasik, I’jaz ‘Adadi belum menjadi kajian topik yang utama. Namun, isyarat akan adanya I’jaz ‘Adadi sudah tampak dalam mu’jizat al-Qur’an dalam segi bahasa.(1) I’jaz ‘Adadi dimulai dengan berbagai kajian tentang huruf-huruf muqaththa’ah.(2)

    Perkembangan akan hal kajian I’jaz ‘Adadi (mukjizat angka dalam al-Qur’an) yang dapat diketahui luas oleh umat islam. Dimana pengetahuan ini berkembang pada abad ke-19 hingga sekarang sebagaimana kemajuan ilmu pengetahuan modern. Berkaiatan dengan kajian ini yang telah mengisyaratkan dalam angka yang tampak tersurat maupun tersirat dalam teks-teks al-Qur’an.(3) Dengan banyaknya bilangan angka-angka dalam al-Qur’an, maka hal menarik yang dapat dikritisi pada kajian angka 19.

    Kajian angka 19 dalam al-Qur’an yang memiliki keistimewaan, sebagaimana yang dilakukan dalam menafsirkan ayat QS.Al-Mudatsir:30 oleh Rashad Khalifa dengan menemukan fakta-fakta unik dari angka di dalam al-Qur’an yang habis dibagi atau kelipatan dari angka 19.

    Dewasa ini, dunia telah digemparkan dengan penemuan baru dari sebuah pandemi virus yang dapat disebut dengan Covid 19. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS CoV.2, pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada Desember 2019. Virus ini merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang. Fenomena ini adalah sebuah ketentuan yang telah Allah SWT tuangkan dalam firman-firman-Nya, agar semua makhluk mengingat atas kuasa-Nya dan bertambah keimananya.

    Berkaitan dengan angka 19 di dalam al-Qur’an yang banyak akan keisistimewaan maupun keunikannya, dapat ditemukan di dalamnya yang telah mengandung banyak pelajaran yang di dapatkan dari hal itu. Salah satunya angka 19 mempunyai keterkaitan dengan maraknya virus yang baru gempar di kalangan masyarakat saat ini. Dapat dikuak lebih dalam akan adanya hubungan dan keterkaitan antar keduanya.

A. Penafsiran Angka 19 Dalam al-Qur’an

    Berkaitan dengan kajian I’jaz ‘Adadi angka 19 didalam al-Qur’an memiliki keistimewaan yang mana hanya satu kali disebutkan terdapat pada QS.Al-Muddatsir ayat 30. Kebanyakan para mufassir menafsirkan angka 19 dalam ayat ini adalah jumlah malaikat penjaga Neraka Saqar.(4) Namun berbeda dengan penafsiran Rashad Khalifa menafsirkan angka 19 adalah sebuah bilangan yang mengandung rahasia dibalik angka tersebut.

    Rashad Khalifa adalah seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturunan Mesir dan seorang ilmuwan muslim di tahun 1974 merupakan seorang pertama kali yang menemukan sistem 19 pada design al-Qur’an(5) dengan mempublikasikan temuan-temuan pertamanya di dalam sebuah buku berjudul “Miracle Of The Qur’an: Significance of the Mysterious Aphabets” pada Oktober 1973 yang mencoba menelisik kode rahasia al-Qur’an ini dan mencoba mengemukakan makna surat al-Muddatsir ayat 30 :

عَلَيْهَا تِسْعَةً عَشَرَ

Artinya: “Dan di atasnya ada Sembilan belas”.

    Bahwasannya, setelah ditelusuri kandungan ayat 30 diatas memiliki korelasi dengan ayat setelahnya yaitu ayat 31. Yang mana, di dalam ayat ke 31 surat ini menyampaikan kepada kita fungsi dari angka 19. Sembilan belas adalah satu-satunya angka dalam al-Qur’an yang dikomentari fungsinya oleh al-Qur’an. Menurut kajian ayat tersebut, fungsi bilangan 19 adalah agar:

a. Orang yang beriman bertambah imannya.
b. Orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin.
c. Semua keraguan menghilang dari pikiran orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin.
d. Menciptakan situasi yang di dalamnya orang-orang kafir dan yang dihatinya ada penyakit berkata, “apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” atau “apa gunanya ini?”.(6)

    Menurut Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat karena sebagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk ujian/tes bagi orang-orang kafir, untuk meyakinkan orang-orang Nasrani dan Yahudi, untuk meningkatkan keimanan orang yang telah beriman dan juga untuk menghilangkan keragu-raguan.(7) Jadi, bilangan 19 ini merupakan kemu’jizatan yang besar dalam al-Qur’an.

    Pendekatan yang dilakukan Rashad Khalifa untuk mendukung penemuannya dengan beberapa pendekatan, yaitu menggunakan pendekatan matematis sederhana dengan berpatokan pada hisab al-jumal atau nilai gematrik tiap huruf hija’iyah. Dengan pendekatan ini dapat ditemukan bilangan 19 yang berkaitan dengan ke-Esa-an Allah SWT atau berhubungan dengan kata واحد dimana jumlah nilai gramatikalnya tiap huruf adalah 19. Contoh sederhananya و = 6, ا =1, ح =8, د =4 totalnya 19, sebagaimana sesuai rumus gramatikal yang ada.(8)

    Sedangkan dari segi bahasa, kata واحد berasal dari kata wahada yang berarti tak terbilang atau awal dari bilangan. Arti umumnya tidak ada bandingannya. Kata واحد disebut dalam al-Qur’an sebanyak 20 kali, akan tetapi yang berhubungan dengan ke-Esa-an Allah SWT hanya 19 kali. Satu dari 20 kali menyatakan bilangan yang berarti satu. Maka dari itu, angka 19 ini dapat diartikan sebagai symbol keesaan Tuhan.

    Ada beberapa pendekatan lainnya dengan menggunakan metode penghitungannya:

a. Nilai numerik pada setiap kata dengan hisab al-jummal seperti kata واحد diatas.
b. Penyebutan kata, nomor ayat maupun surat yang ada dalam al-Qur’an yang habis dibagi dengan 19. Seperti kata Allah sebanyak 2698 kali habis dibagi dengan 19.
c. Penghitungan huruf dalam ayat maupun surat dalam al-Qur’an yang habis dibagi dengan 19, seperti jumlah huruf nun yang mengawali QS.Al-Qalam ayat 68 sebanyak 133 kali yang habis dibagi dengan 19.

    Adapun pola yang digunakan Rashad Khalifa yang mendukung dalam metode penghitungannya,

a. Rashad Khalifa tidak menghitung huruf mudha’af sebagai dua huruf, tetapi menghitungnya menjadi satu huruf.
b. Beliau hanya menghitung satu basmalah untuk seluruh al-Qur’an, beliau tidak menghitung basmalah di dalam 112 surat yang lain. Ketika beliau tidak menghitung 112 basmalah tersebut, berarti beliau mengesampingkan kata “Allah”, “Ar-Rahman”, dan “Ar-Rahim”. Rashad Khalifa sesekali memasukkan basmalah pada setiap awal perhitungannya, akan tetapi pada lain kali beliau tidak menghitungnya.
c. Dalam penghitungannya kata terkadang menghitung kalimat dengan harf-nya menjadi dua kata, dan kadang pula menghitungnya menjadi satu kata. Misalnya huruf jar dan majrur kadang dihitung satu kata dan kadang dihitung dua kata.
d. Susunan surat al-Qur’an berdasarkan kronologi turunnya wahyu berbeda dengan jumhur ulama’.

    Berhubungan dengan metode yang digunakan, ada beberapa ulama’ yang mengkritik terhadap fenomena angka 19 dalam al-Qur’an sebagaimana yang ditafsirkan oleh Rashad Khalifa. Dari beberapa tokoh yang mengkritik penemuan Rashad Khalifa diantaranya: ‘Abd Ad-Da’im Al-Kahil, menurutnya Rashad Khalifa telah banyak melakukan kesalahan dan penakwilan yang jauh dari logika ilmiah, salah satu contoh yang paling penting yang telah ia kemukakan adalah tentang kelipatan angka 19 dalam al-Qur’an. Tetapi faktanya pernyataan itu tidaklah tepat, misalnya kata بسم dalam al-Qur’an sebanyak 19 kali, yang benar kata ini terdapat 22 kali. Namun Rashad Khalifa telah mendapatkan hasil penting dalam kemu’jizatan angka 19 yang telah diungkapkan keistimewaan susunan yang berlandaskan pada angka 19.(9) Karena penggunaan perhitungan dengan menggunakan hisab al-jummal banyak mendapat kritikkan dari para ulama’ lainnya.

B. Contoh-Contoh Keistimewaan Angka 19 dalam al-Qur’an

    Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa al-Qur’an telah di design berdasarkan bilangan 19 yang dapat dibuktikan dengan contoh-contoh dari penghitungan yang sangat sederhana sampai yang komplek.

Contoh penghitungan yang sangat sederhana, seperti:

a. Kata بسم الله الرحمن الرحيم disebut sebanyak 114 kali, yang habis dibagi dengan angka 19.
b. بسم الله الرحمن الرحيم terdiri dari 19 huruf, habis dibagi dengan 19.
c. Kata Ism (اسم) sebanyak 19 kali, habis dibagi 19.
d. Kata Allah (الله) sebanyak 2698 kali, habis dibagi dengan 19.(10)
e. Kata Ar-Rahman (الرحمن) sebanyak 57 kali, habis dibagi dengan 19.
f. Kata Ar-Rahim (الرحيم) sebanyak 114 kali, habis dibagi dengan 19.
g. Jumlah kata-kata dalam QS.Al-Alaq:1-5 adalah 19 kata, habis dibagi 19.
h. Jumlah huruf dalam wahyu pertama adalah 76 huruf, habis dibagi 19.
i. Jumlah surat-surat dalam al-Qur’an berjumlah 114, habis dibagi dengan 19.
j Jarak surat yang diwahyukan pertama dari surat terakhir (an-nass) dalam al-Qur’an adalah 19 surat, habis dibagi dengan 19.

Sedangkan yang termasuk penghitungan yang sangat komplek adalah:

a. Jumlah huruf nun yang mengawali QS.Al-Qalam:68, sebanyak 133 buah yang habis dibagi 19.
b. Jumlah huruf qaf dalam QS.Qaf:50, sebanyak 57 kali, habis dibagi dengan 19.
c. Surat lain yang diawali dengan huruf qaf  adalah QS.Asy-Syuura:42, berjumlah 57 huruf qaf, habis dibagi dengan 19.(11).
d. Jumlah huruf qaf yang terdapat pada dua surat yang diawali dengan huruf qaf berjumlah 114 huruf qaf, habis dibagi 19.
e. Huruf muqatha’ah shad terdapat ditiga surat, QS.al-A’raf:7, terdiri dari 97 huruf, QS.Maryam:19, terdiri dari 26 huruf dan Shad:38, terdiri dari 29 huruf. Jumlah huruf shad dari tiga surat tersebut, adalah 97+26+29=152 yang habis dibagi dengan 19.(12)

C. Keterkaitan Covid 19 dengan Angka 19 dalam al-Qur’an

    Segala peristiwa yang ada di muka bumi baik dalam bentuk pemberitaan yang terdahulu maupun yang akan datang telah tertuang di dalam al-Qur’an. Kemu’jizatan al-Qur’an akan pasti adanya dan sampai hari kiamat keberadaannya. Melihat dari penafsiran mengenai angka 19 dalam al-Qur’an yang memiliki kode rahasia di dalam al-Qur’an dapat dikaitkan dengan fenomena yang ada di kalangan masyarakat saat ini, yaitu mengenai virus Covid 19.
    Menurut hemat penulis, mengenai maraknya Covid 19 yang ada saat ini dapat dikaji ulang yang mana dikaitkan dengan kemu’jizatan al-Qur’an. Angka 19 ini memiliki fungsi sebagai, menambahkan iman kepada orang yang beriman, orang yang diberi kitab menjadi yakin, semua keraguan menghilang dari pikiran bagi orang mukmin, menciptakan situasi bagi orang kafir yang dihatinya ada penyakit.

    Perlu diketahui dari fungsi angka 19 dalam al-Qur’an tersebut kaitannya dengan Covid 19 dari segi, Pertama, Angka 19 telah diturunkan Allah SWT dalam QS.Al-Muddatsir ayat 30 merupakan satu kata yang tertuang dalam al-Qur’an yang memberikan isyarat kepada kaum muslim dalam pemberitaan masa depan yang memberikan pesan kepada makhluknya dalam pemberitaannya. Dengan hal ini, dapat dilihat bahwa pemberitaan itu dapat dikaitkan dengan kejadian saat ini, dengan maraknya suatu virus Covid 19, yang mana Allah SWT menurunkan pemberitaan tersebut bertepatan pada tahun 2019 sebagai isyarat bagi kaum muslim maupun mukmin.

    Kedua, melihat fenomena saat ini dapat dikaitkan dengan mengambil hikmah dibalik fenomena tersebut. Sebagaimana, Covid 19 memberikan dampak kepada setiap manusia dengan menyadarkannya sebagai hamba yang tak berdaya. Bagi kaum mukmin akan bertambah keimanannya sedangkan kaum kafir yang memiliki penyakit hati maka akan ragu terhadap hal ini. Dampak Covid 19 ini dapat dikaitkan dengan fungsi dari angka 19 tersebut.

    Ketiga, Covid 19 menjadikan seorang mukmin semakin yakin atas kebesaran Allah SWT dan dimana pun berada hanya bergantung kepada Allah SWT. Tak lain halnya, keterkaitan ini dapat dilihat dari fungsi angka 19 yang ada yaitu, orang yang diberi kitab menjadi yakin dan semua keraguan menghilang dari pikiran bagi orang mukmin.

    Dengan adanya keterkaitan antar keduanya, Covid 19 mengajarkan dan menyadarkan pada setiap lapisan manusia agar berfikir bagaimana virus kecil yang berukuran 150 nano bisa mengalahkan tujuh miliyar manusia yang hidup di muka bumi yang luasnya ratusan juta hektar. Dari semua yang diturunkan Allah SWT ada ibrah yang terdapat di dalamnya.



Catatan Kaki
(1) Imam Suyuthi,Al-Itqan fi Ulumil Qur’an: Ulumul Qur’an II terj.,(Solo:Indiva Media Kreasi,2009), hlm.679.
(2) Huruf muqaththa’ah adalah huruf arab (dibaca sesuai dengan nama/bunyi hurufnya).
(3) Darwis Hude, dkk.,Cakrawala Ilmu dalam al-Qur’an,(Jakarta:Pustaka Firdaus,2002), hlm.393.
(4) Darwis Hude,dkk.,Cakrawala Ilmu dalam al-Qur’an,(Jakarta:Pustaka Firdaus,2002), hlm.396.
(5) Abah Salma Alif Sampaya,Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an,(Jakarta:Republika,2007),cet-1, hlm.59.
(6) Caner Taslaman,Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern terj. Ary Nilandari, (Bandung:Mizan, 2010), hlm.376.
(7) Abah Salma Alif Sampaya,Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an,(Jakarta:Republika,2007),cet-1, hlm.55&59.
(8) Abah Salma Alif Sampaya,Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an,(Jakarta:Republika,2007),cet-1, hlm.157.
(9) Hisham Thalbah,Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits (Kemukjizatan Angka), terj.,Sarif Dede Masyah, (Jakarta: PT.Sapta Sentosa), hlm.40-43.
(10)M.Quraish Shihab,Mu’jizat al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan Isyarat dan Pemberitaan Gaib,(Bandung:Mizan,1998), hlm.139.
(11)Abah Salma Alif Sampaya,Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an,(Jakarta:Republika,2007),cet-1, hlm.185.
(12)Abah Salma Alif Sampaya,Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an,(Jakarta:Republika,2007),cet-1, hlm.189


 

Referensi

Abah Salma Alif Sampaya.2007.Keseimbangan Matematika dalam al-Qur’an.Jakarta:Republika,cet-1.

Caner Taslaman.2010.Miracle of The Qur’an: Keajaiban al-Qur’an Mengungkap Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern terj. Ary Nilandari. Bandung:Mizan.

Darwis Hude, dkk.2002.Cakrawala Ilmu dalam al-Qur’an.Jakarta:Pustaka Firdaus.

Hisham Thalbah.____.Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits (Kemukjizatan Angka), terj.,Sarif Dede Masyah.Jakarta: PT.Sapta Sentosa.

Imam Suyuthi.2009.Al-Itqan fi Ulumil Qur’an: Ulumul Qur’an II terj.Solo:Indiva Media Kreasi.

M.Quraish Shihab.1998.Mu’jizat al-Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan Isyarat dan Pemberitaan Gaib.Bandung:Mizan,1998.


Ditulis oleh: Laili Noor Azizah 

Post a Comment

0 Comments