Kedewasaan Dalam Kacamata Islam


Membicarakan soal dewasa tidak hal yang mudah. Terkadang kita berbicara tetapi kita masih belum bisa bersikap yang demikian. Oleh karenanya, disini hanya sekedar numpang share and sharing pengalaman mengenai kedewasaan diri ini. Banyak sekali pro kontra dalam diri, dewasa itu apa? Kedewasaan yang ada di dalam diri ini seperti apa? Yuk, kita simak dari sedikit yang dapat kami sharing.

Sebelum beranjak ke dalam pembahasan dewasa, perlu kita lihat sebenarnya dalam pengalaman masing-masing. Pasti ada yang merasakan sudah dewasa karena dapat melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa dibantu orang lain, ada pula yang merasa dirinya dewasa karena sudah hidup mandiri di pondok atau jauh dari orang tua, dan ada pula merasa dirinya dewasa ketika sudah mempersunting anak orang. Dan yang lebih mengerikan ketika seorang anak merasa dewasa ketika sudah mengenal dunia maya ia merasakan bahwa dirinya telah dewasa.

Faktor-faktor yang memicu pemikiran seseorang yang demikian itu sulit untuk dipungkiri. Terkadang di Indonesia sendiri faktor kedewasaan jarang sekali diajarkan dan ditanamkan dalam diri seorang anak, karena anggapan seseorang mengenai dewasa akan berjalan dengan sendirinya seiring jalannya umur. Hal yang perlu disayangkan, ketika suatu hal yang dapat dipelajari untuk membenahi diri seseorang akan tetapi terabaikan.

Ketika Islam telah mengajarkan dan memperhatikan terhadap umatnya, hal seperti kedewasaan dalam diri juga telah diajarkan di dalamnya. Dapat kita lihat, dalam pandangan Islam dewasa adalah suatu hal yang tercetak dalam diri masing-masing seseorang. Karakter dan sifat pun yang menjadi hal terpenting kedewasaan itu sendiri yang dapat kita kenal dengan kedewasaan emosi. Disini, perihal dewasa adalah seseorang yang dapat membawa dirinya dari keadaan yang telah membuatnya terlalu nyaman. 

Hal ini perlu disadari, bahwa dewasa disini tidak hanya melihat umur ataupun cara kita terhadap kemandirian atau dapat dikatakan semua hal dapat dilakukan dengan sendiri tanpa membebani orang tua. Keadaan ini perlu digaris bawahi, bahwa kedewasaan emosi sangatlah penting, kita dikatakan dewasa dengan dasar memperbaiki diri dari sisi emosi. Karakter dan sifat kita pun yang sering kekanak-kanakan dirubah dengan dimulainya dari sedikit demi sedikit.

Sebenarnya, karakter dan sifat dapat diubah untuk mendapatkan hal yang perlu dirasa dirubah, jangan terbuai dengan kenyamanan sifat yang kita punya selagi sifat tersebut tidak baik untuk kita. Pengontrolan emosi dalam diri itu hal yang penting, banyak manfaat di saat kita mengontrol emosi kita. Terutama pada kesehatan, karena seseorang yang dapat mengontrol emosi pada dirinya maka akan terhindar dari penyakit hati, dari penyakit hatilah suatu penyakit yang ada dalam tubuh kita bisa terjangkit.

Hal lain yang perlu dirasa, sifat kekanak-kanakkan yang mana ego menjadi andalan utamanya perlu dihilangkan dari diri seseorang. Karakter itupun, dirasa harus dibuang jauh-jauh untuk mencapai suatu kedewasaan. Kita mempedulikan orang lain, ikut merasakan keadaan orang lain, tidak menang sendiri memberikan diri kita menjadi seseorang yang sesungguhnya. Tahu posisi kita dalam keadaan apapun, menerima yang telah Tuhan berikan itu suatu hal yang bisa dikatakan menjadi hal paling sederhana.

Jangan takut dengan keadaan yang membuat kalian down, ketika diri ini down kita haruslah bangkit dari keadaan tersebut. Karena setiap permasalahan kehidupan memberikan pengalaman berharga untuk menjalankan di masa depan. Oleh karenanya, antara perasaan dan logika keduanya haruslah saling balance, perasaan disini harus tau dalam memposisikan emosi dalam diri dengan keadaan yang sedang menimpa kita. Sedangkan logika, marilah ubah dari sedikit demi sedikit cara pola pikir yang dewasa, selalu ber-positif thinking terhadap keadaan dan haruslah berpikir panjang sebelum berbuat.

Memang perlu untuk bersikap kehati-hatian terhadap sesuatu yang diperbuat, akan tetapi jika kita terlalu berhati-hati dalam menyikapi sesuatu, maka tidaklah keputusan yang kita perbuat akan segera terjadi, jadi saat kita sudah menjadi diri yang dewasa sangatlah mengerti posisi diri kita. Janganlah terlalu berhati-hati ketika memutuskan sesuatu, tinggalkan egomu yang selalu menggeluti diri, dan buanglah pikiran negatif yang membuat hari-hari dihantui rasa kekecewaan yang telah dibuat diri ini. Itulah hal yang perlu diterapkan pada setiap diri seseorang untuk menjadi dewasa dan lebih terarah kedepannya. Karena masa depan memberikan diri kita menjadi orang yang lebih baik ke depannya, inilah Islam inilah agama yang telah mengajarkan keadaan dan tata cara menjadi kepribadian yang baik kedepannya.

Oleh: Laili Noor Azizah

Post a Comment

0 Comments