Catatan di Balik Pandemi: Edukasi dan Digitalisasi

Credit picture: Freepik.com


Pandemi Covid-19 yang telah terjadi hampir setahun ini telah banyak menimbulkan keresahan dan kekhawatiran bagi banyak orang, tak ayal sangat banyak masyarakat yang mengeluh akan adanya pandemi ini, mulai dari kalangan bawah hingga kalangan elit sekalipun. Salah satu dampak yang sangat signifikan dan dirasa sulit adalah adanya perubahan pola pendidikan. Tak hanya siswa, namun guru pun merasakan hal yang sama.

Pendidikan di saat pandemi mungkin menjadi cerita tersendiri bagi banyak siswa, dimana pola pendidikan yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran berbasis online atau dalam jaringan. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi para siswa. “Pembelajaran tatap muka saja saya kurang paham, bu, apalagi kalau pembelajaran full daring”, ungkap salah satu siswa yang ikut kegiatan pendampingan belajar di rumah saya.

Dalam rangka meringankan beban siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran di sekolah, saya pun mencoba mengadakan salah program KKN berupa pendampingan belajar untuk anak-anak SD/MI yang tinggal di sekitar rumah saya. Tujuan diadakannya kegiatan ini tak lain yaitu untuk membantu anak-anak dalam memahami pelajaran di sekolah serta mendampingi mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu gurunya.

Kegiatan ini dilakukan setiap akhir pekan yang bertempat di rumah saya di Desa Tiudan, Gondang, Tulungagung. Alhamdulillah, kegiatan ini disambut baik oleh anak-anak maupun orangtuanya karena dirasa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi perkembangan belajar anak-anak. Karena berdasarkan cerita dari para orangtua, selama SFH atau study from home ini banyak anak yang justru malas belajar atau bahkan belajar hanya saat ada tugas saja, dan ada pula yang hari-harinya hanya terpaku pada gadget.

Sungguh hal ini sangat memilukan bagi saya pribadi yang merupakan mahasiswa pendidikan, dan tentu bagi kita semua. Mengapa anak-anak sebegitunya dengan gadget mereka? Dalam hal ini sulit apabila hanya men-judge salah satu pihak saja, namun salah satu yang paling berpengaruh adalah pola asuh atau didikan orang tua. Dimana orang tua seharusnya tidak memberikan gadget kepada anak di saat usianya masih dini, dan juga semestinya orangtua membatasi interaksi anak dengan gadgetnya agar anak tidak merasa dibebaskan dan pada akhirnya menjadi ketergantungan.

Dalam situasi pandemi seperti ini rasanya kita semua semakin akrab dengan dunia digital. Smartphone, laptop, komputer dan segala macamnya bak menjadi kebutuhan pokok kita sehari-hari. Tak hanya itu, kebutuhan yang melengkapinya seperti paket data ataupun kuota juga tak dapat dipisahkan dari keseharian kita. Karena apa? Karena situasi yang memaksa kita untuk lebih dekat dengan teknologi.

Era digital memang sudah berlangsung sejak lama, namun pengaruhnya semakin dirasakan saat pandemi melanda pada akhir tahun 2019 silam. Dunia digital yang merupakan impact dari era industri 4.0 telah membawa banyak perubahan di berbagai bidang. Salah satu bidang yang tak terpisahkan olehnya adalah sektor pendidikan. Dimana saat pandemi ini pendidikan dilakukan dengan mengandalkan sarana teknologi informasi yang sudah sangat modern dan canggih.

Bak pedang bermata dua, digitalisasi pendidikan di masa pandemi ini disikapi beragam oleh para siswa dan orangtuanya. Namun tak dapat dipungkiri, sebagian besar memang merasa berat hati apabila pembelajaran daring ini terus berlangsung. Banyak yang mengeluh tentang minimnya sinyal, terbatasnya dana untuk membeli kuota, dan semakin malasnya anak untuk belajar. Di sisi lain apabila pembelajaran offline tetap dilangsungkan, juga akan membawa banyak mudhorot bagi para siswa, tak terkecuali gurunya.

Di balik itu semua, adanya digitalisasi di bidang pendidikan juga membawa dampak positif bagi banyak orang. Salah satunya yaitu membuat masyarakat semakin melek dan sadar akan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin maju dan berkembang. Dan sebagai warga di negara berkembang sudah seharusnya kita menggali potensi dan membekali diri dengan skill yang mumpuni untuk bersaing di dunia global. Karena bukan tak mungkin apabila pekerjaan yang dilakukan manusia sekarang akan tergantikan oleh robot di masa yang akan datang.

Teruntuk para orangtua, didiklah anak-anakmu dengan sebaik-baiknya, dan jangan kenalkan anak dengan gadget di usia dini. Bekalilah anak dengan ilmu agama dan akhlak yang baik di masa kecilnya, agar setelah dewasa ia menjadi pribadi yang terididik secara intelektual dan moralnya, serta dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang serba canggih. 

Semoga tulisan ini menginspirasi ^^

Oleh: Anisatuz Zahro', Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi UIN Walisongo Semarang

Post a Comment

0 Comments