Kekuatan Doa Kedua Orang Tua || Cerpen 2020

Source: Pinterest.com

Seorang wanita kelahiran Bandung pada tahun 1999 itu sudah bersiap-siap untuk pergi. Dia melihat jam yang bertengger manis di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Yang berarti bahwa sahabatnya sebentar lagi akan sampai. Dia mengecek kembali barang bawaannya, dan tidak lupa handphone kesayangannya yang dia beli dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Mungkin pekerjaan yang dia lakukan sedikit melenceng dari norma agama, tetapi tidak ada jalan lain selain dia bekerja di sebuah Club Malam. Sudah sejak usia 17 tahun dia bekerja di tempat tersebut. Dia sekarang sudah berumur 21 berarti sudah 5 tahun dia bekerja.

Wanita tersebut juga merupakan seorang mahasiswi di salah satu Universitas Negeri yang ada di Jakarta. Dia mengambil jenjang sarjana di Fakultas Ekonomi. Sekarang dia sudah masuk semester 4, tetapi selama kuliah dia sering membolos. Hal tersebut dikarenakan dengan pekerjaan dia yang pulang sampai larut malam bahkan terkadang pagi baru pulang. Dia sudah sering mendapat teguran dari dosen bahkan surat peringatan, tetapi gadis tersebut hanya menganggap semua angin lalu.

Tidak berselang lama gadis tersebut mendengar suara klakson dari depan rumahnya. Dia langsung bergegas untuk keluar, di ruang tamu sudah ada orang tuanya. Wanita tersebut tidak ada niatan untuk berpamitan ataupun menyapa mereka.

Kamu mau pergi ke club itu lagi? tanya lelaki paruh baya.

Memang itu sudah menjadi pekerjaanku, sindir gadis tersebut.

Kenapa kamu menjadi seperti ini Nak? tanya wanita paruh baya sambil berjalan mendekati wanita tersebut.

Aku seperti ini juga gara-gara kalian, bentak wanita tersebut.

Wanita tersebut langsung melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hati wanita paruh baya tersebut rasanya sangat hancur dan sakit karena melihat putri kesayangannya menjadi seperti sekarang. Wanita tersebut adalah Clarinta Ramaniya dia biasa dipanggil dengan sebuta Cla. Cla merupakan putri kedua dari Abdullah dan Annisa. Cla mempunyai seorang kakak laki-laki yang bernama Muhammad Arsya Fathan. Tetapi, Tuhan lebih sayang dengan Arsya sehingga dia memanggilnya terlebih dahulu.

Flashback On.

Enam tahun yang lalu,

Hari ini merupakan hari pengumuman kelulusan Arsya serta pengumuman apakah dia masuk di Universita impiannya atau tidak. Kebetulan hari ini orang tuanya juga diundang. Dengan sabar Arsya menunggu orang tuanya dan adik kesayangannya untuk datang ke sekolahnya. Pada saat itu kondisi sekolah sedang ramai dan banyak sekali keluarga yang datang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga banyak yang parkir di luar.

Pada saat Arsya melihat ke seberang jalan. Ternyata keluarganya sudah sampai dan mereka ternyata parkir di seberang jalan. Karena tempat di depan kampus sudah penuh. Arsya sangat senang melihat mereka, dia langsung berlari ke seberang jalan tanpa melihat kondisi jalan. Dia langsung berlari menyebrang jalan, tetapi dari arah yang tidak terduga ada sebuah truk yang melaju dengan sangat cepat. Cla yang melihat kejadian tersebut sudah berlari untuk menyelamatkan Arsya tetapi belum sempat Cla menarik tangan kakaknya. Arsya sudah ditabrak truk tersebut hingga terpental hingga beberapa meter.

Semua orang yang melihat kejadian tersebut sangat terkejut. Cla langsung berlari meghampiri tubuh Arsya. Dia hanya bisa menangis melihat kondisi kakaknya.

Cla harus bisa menjadi wanita yang kuat ya. Cla harus bisa mandiri, jangan merepotkan Ayah sama Bunda. Kasihan mereka, Kakak harap Cla bisa menjadi wanita yang sholehah.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Arya langsung menutup mata. Cla menangis sejadi-jadinya. Belum sempat Arsya mendapat pertolongan medis, dia sudah meninggal dunia. Abdullah dan Annisa sangat terpukul atas kepergian putranya di hari kelulusannya. Seharusnya hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan untuk keluarganya tetapi malah sebaliknya malapetaka telah menimpa keluarganya.

Flashback off.

Cla masih ingat betul bagaimana kejadian enam tahun yang lalu. Di saat dia tidak bisa menyelamatkan Arsya. Hal tersebut yang membuat Cla menjadi wanita seperti sekarang. Dia tidak pernah salat ataupun membaca alquran seperti yang dilakukan sewaktu Arsya masih hidup. Dia sangat terpuruk dengan meninggalnya Arsya. Cla menyalahkan kedua orang tuanya. Jika saja seandainya mereka tidak parkir di seberang jalan mungkin Arsya masih hidup. Cla juga tidak mengabulkan apa yang menjadi harapan terakhir Arsya dia malah mengabaikan harapannya.

Cla sudah dicap sebagai wanita yang tidak baik. Bahkan banyak yang bilang kalau Cla adalah anak yang durhaka. Cla merupakan putri yang terlahir dari keluarga yang paham agama. Bahkan Abdullah juga sering mengisi kajian-kajian islam. Tetapi semenjak perilaku putrinya dia sudah jarang di panggil untuk mengisi kajian.

Abdullah dan Annisa sebenarnya merasa terpukul dan kecewa melihat tingkah laku putrinya semenjak kepergian Arsya. Dia menjadi seorang wanita yang liar. Dia seperti orang yang tidak mengenal agama. Padahal dulu dia sangat antusias jika disuruh untuk belajar agama. Tetapi sekarang dia mengabaikan harapan terakhir Arsya. Mereka yakin Arsya pasti sedih melihat adiknya menjadi wanita yang tidak bermoral sama sekali.

Abdullah melihat istrinya yang sangat terpukul karena perlakuan putri satu-satunya. Seharusnya dia bisa mejadi putri yang bisa dibanggakan oleh mereka. Tetapi ini malah sebaliknya, Abdullah merasa malu dengan kelakuannya. Abdullah hanya bisa menenangkan istrinya. Selama ini mereka hanya mendoakan putrinya agar dia cepat kembali ke jalan yang benar. Mereka tidak tahu harus berbuat apa, selain mendoakan dan terus mendoakan putri satu-satunya.

Abdullah mengajak Annisa untuk salat berjamaah karena kebetulan mereka belum melaksanakan salat isya. Setelah selesai salat Abdullah selalu berdoa untuk putrinya.

Ya Allah. Hanya Engkaulah Dzat yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Hamba mohon kembalikan putri hamba ke jalan yang benar. Kembalikan putri hamba yang mau menjalankan perintah agama. Hanya dia yang kami punya satu-satunya Ya Allah. Hanya dia harapan kami satu-satunya. Hamba percaya bahwa kekuatan doa orang tua dapat menuntun putri hamba untuk kembali ke jalan yang benar, ucap Abdullah sambil berlinangan air mata.

Ya Allah pertemukanlah putri hamba dengan Kakaknya walaupun hanya melalui mimpi. Hamba ingin agar putri hamba mengabulkan harapan terakhir Kakaknya. Hamba ingin setelah bertemu dengan Kakaknya dia mau bertaubat. Ya Allah Engkau sudah mengambil putra hamba, hamba tidak ingin jika Engkau harus mengambil putri kami juga. Kembalikanlah dia ke jalan yang benar Ya Allah, kabulkan lah doa-doa kami Ya Allah, ucap Annisa yang sudah menangis tersedu-sedu.

Di club malam.

Cla sudah sampai sejak dua jam yang lalu. Dia langsung bekerja seperti biasa, melayani tamu yang datang hanya untuk sekedar minum ataupun nongkrong. Cla sudah biasa dengan perlakuan genit para lelaki yang datang ke club tersebut. Dia satu tempat kerja dengan sahabatnya. Jadi jika mebutuhkan apa-apa ada sahabatnya yang selalu mendukung dan memberi bantuan kepadanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 01.30 WIB, Cla sudah bersiap-siap untuk pulang. Dia harus pulang sendirian karena sahabatnya masih ada pekerjaan yang mungkin sampai jam 04.00 WIB. Cla memutuskan untuk jalan kaki kerumah, karena sudah tidak ada tukang ojek ataupun taksi yang lewat karena sudah tenga malam bahkan menjelang pagi. Rumahnya dengan tempat kerja berjarak kurang lebih 4 km. Dia tidak yakin bisa berjalan sejauh itu, apalagi dia menggunakan sepatu hak tinggi dan rok pendek yang sangat ketat membuat dia susah berjalan.

Sudah 30 menit dia berjalan, arah kerumahnya melewati jalanan yang sangat sepi yang lumayan jauh dari komplek. Cla merasa ada yang aneh, dia merasa seperti ada yang mengikutinya. Tetapi pada saat menoleh ke belakang tidak ada siapa-siapa. Cla semakin takut, dia semakin mempercepat langkahnya. Dia tidak bisa menjaga keseimbangannya dan membuat dirinya jatuh. Akhirnya muncullah sekelompok laki-laki. Cla semakin ketakutan karena dia tidak tahu harus minta tolong sama siapa lagi karena memang betul-betul tidak ada orang.

Pada saat dirinya mau di sentuh oleh laki-laki tersebut Cla hanya memenjamkan mata karena ketakutan. Tetapi Cla merasa tidak terjadi apa-apa dengan dirinya. Dia memutuskan membuka mata dan ternyata ada seorang laki-laki yang sedang berusaha mengusir segerombolan cowok tersebut.

Kakak tidak apa-apa? tanya seorang gadis yang tidak jauh dengan dirinya.

Em aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah menolongku. Ucap Cla yang masih ketakutan.

Kakak tidak perlu takut kami orang baik kok. Kakak ikut kami pulang ke rumah ya. Ini sudah larut malam, tidak baik Kakak jalan sendirian, ajak gadis tersebut.

Cla hanya mengangguk patuh, karena dia masih trauma dan syok atas kejadian yang menimpa dirinya. Jika mereka tidak datang mungkin Cla sudah berhasil diperkosa oleh segerombolan laki-laki tadi. Cla sangat kedinginan karena baju yang dikenakan sangat pendek bahkan bisa dibilang tidak ada lengannya. Lelaki yang berjalan di belakang mereka merasa kasihan akhirnya melepas jaketnya dan memakaikan ke tubuh Cla.

Sampai dirumah mereka, Cla disuruh menunggu di ruang tamu. Gadis yang membantunya tadi pergi ke lantai 2 entah apa yang dia lakukan. Sedangkan laki-laki tadi tidak tahu pergi ke mana. Tidak berselang lama gadis tersebut keluar bersama dua orang paruh baya. Mungkin itu orang tuanya.

Kak perkenalkan aku Aisyah, laki-laki tadi Kakakku namanya Ghifari. Ini orang tua kami, ucap Aisyah.

Aku Clarinta. Biasa di panggil Cla, ucap Cla menunduk

Cla sebenarnya malu dengan keluarga mereka yang terlihat paham dengan agama seperti keluarganya. Padahal dia dengan keluargany tidak pernah malu tetapi ini dengan orang lain yang paham agama dia sangat malu. Cla hanya diam saja tanpa berniat bicara, karena dia tidak tahu harus bicara apa. Sampai tiba-tiba ada yang memberinya minuman teh hangat. Cla mendongak ternyata dia adalah Ghifar. Dia juga memberikan baju panjang dan celana panjang sepertinya milik Aisyah.

Cla langsung mengganti bajunya di kamar mandi yang ditemani oleh Aisya. Cla dan Aisyah sudah kembali ke ruang tamu. Alim dan Ftaimah yang melihat kedatangan mereka hanya melihatnya. Mereka belum niat untuk mengajak Cla bicara. Mereka membiarkan Cla agar tenang terlebih dahulu.

Kalau kami boleh tahu kamu dari mana Nak? Sampai jam segini baru pulang? Apakah orang tua kamu tidak khawatir? tanya Alim.

Saya baru pulang kerja di club malam Om. Kebetulan tadi temen saya baru ada kerjaan jadi terpaksa saya pulang sendiri. Saya tidak peduli dengan mereka, entah mereka khawatir atau tidak, jelas Cla.

Mereka yang mendengar jawaban Cla sudah paham kalau dia bekerja di club karena kedatangannya sudah membawa bau alkohol yang sangat menyengat. Sebenarnya Alim tahu kalau dia adalah putri sahabatnya, Abdullah. Dia paham apa yang membuat putrinya menjadi seperti ini.

Nak semua orang tua pasti khawatir dengan anaknya. Apalagi kamu wanita, seharusnya jam segini kamu di rumah melaksankan salat malam. Kalau seaindainya Ghifar dan Aisyah tidak lewat sana. Mungkin kamu sudah jadi korban mereka. Semua ini berkat doa orang tuamu. Setiap jam bahkan menit mereka tidak henti-hentinya mendoakan kamu. Agar kamu kembali seperti dulu. Menjadi wanita yang sholehah. Bisa menjadi kebanggaan orang tua. Tidak menjadi wanita yang seperti ini. Mereka setiap hari menangis melihat kelakuan kamu seperti ini.

Cla hanya menunduk, entah kenapa apa yang beliau bilang benar. Perkatannya sangat menusuk hati Cla, dia baru sadar setelah apa yang selama ini dia perbuat merupakan dosa besar dan sangat memalukan ayah dan bundanya.

Mengapa Om bisa bicara seperti ini, karena Om tahu sebenarnya kamu siapa. Kamu adalah putri dari sahabat Om, Abdullah. Dia selalu cerita sama Om masalah putrinya yang semakin hari semakin jadi. Dia sampai menangis di hadapan Om. Karena semua perbuatan kamu dia akan bertanggung jawab di akhirat nanti. Apa kamu tidak kasihan dengan Ayahmu yang menanggung semua beban dosa yang kamu lakukan?

Cla sudah menangis. Dia sangat menyesal atas perbuatan yang selama ini dia lakukan. Entah apa yang membuat dirinya sampai gelap mata menyalahkan orang tuanya sendiri atas kematian Arsya. Cla yakin pasti Arsya sangat kecewa dengan dirinya yang sekarang sudah dianggap wanita yang menjijikan jika ada yang melihatnya. Dia juga sudah durhaka dengan orang tuanya sendiri. Bertahun-tahun dia membenci kedua orang tuanya. Hari ini dia sadar bahwa yang dia lakukan adalah sebuah dosa besar.

Apa kamu tidak ingat harapan Arsya sebelum dia menghembuskan nafas terakhir? Apa kamu tidak ada niatan sama sekali untuk mengabulkan seluruh permintaan Arsya? Apa segitu bencinya sampai kamu membenci orang tuamu sendiri?

Nak Om dan Tante buka bermaksud memarahi kamu atau menghakimi kamu. Kami hanya ingin membuat kamu sadar, kasihan orang tua kamu. Mereka sudah dipermalukan di tempat umum karena tingkah kamu. Kami percaya kalau kamu orang yang baik Nak. Selagi mereka masih ada berbaktilah sama mereka. Hanya kekuatan doa mereka lah yang membuatmu bisa sampai ke rumah kami melalui anak-anak kami, jelas Fatimah.

Aisyah yang duduk di samping Cla hanya bisa menenangkan dia. Fatimah meminta Aisyah agar mengajak Cla ke kamar untuk istirahat. Dia pasti sangat trauma dan masih syok dengan kejadian tadi.

*****

Hari ini kondisi Cla sudah membaik. Dia sudah bertekad untuk berubah, dia akan mengabulkan apa yang menjadi harapan Arsya untuk dirinya. Dia tidak mau mengecewakan keluarganya, dia ingin bisa menjadi kebanggaan keluarganya. Cla akan diantar pulang oleh keluarga Alim. Dia tidak tega jika membiarkan Cla pulang sendirian. Seandainya saja jika Arsya masih hidup dia akan seumuran dengan Ghifar. Tetapi, Tuhan lebih sayang kepada Arsya sehingga dia memanggilnya terlebih dahulu.

Awalnya Cla ragu untuk mengetuk pintu karena dia sangat malu dan takut. Dia takut kalau orang tuanya tidak akan bisa memaafkan dirinya. Kesalahan yang dibuat sangat besar, bahkan dia mencemarkan nama baik orang tuanya sendiri. Apabila Arsya masih hidup, dia pasti akan sangat kecewa bahkan tidak mengakuinya sebagai adik. Cla sudah terlalu menyakiti perasaan orang tuanya. Fatimah memegang lengan Cla, dia menyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Akhirnya Cla turun dari mobil dan berjalan ke arah teras rumahnya. Mereka sengaja berhenti di depan rumah, agar Cla mempunyai keberanian meminta maaf atas kesalahan yang telah di perbuat.

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, ucap Cla sambil mengetuk pintu rumah.

Waalaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh sebentar, ucap Annisa.

Cla merasa gelisah dan takut setelah mendengar suara bundanya. Rasanya dia ingin menghilang saja dari dunia ini, dia sangat takut jika kedua orang tuanya marah kepadanya. Tiba-tiba pintu rumah terbuka, Cla sangat terkejut melihat bundanya berdiri dengan raut muka yang tidak bisa di artikan.

Bunda pikir kamu sudah lupa jalan untuk pulang ke rumah, sindir Annisa.

Cla sangat terkejut dengan perkataan bundanya. Dia tidak menyangka jika bundanya akan bicara seperti itu. Wajar jika Annisa marah karena baru kali ini dia pulang ke rumah ketika waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. Biasanya tengah malam atau waktu subuh Cla sudah sampai di rumah. Cla hanya diam saja, dia tidak berani membalas perkataan bundanya seperti yang dia lakukan seperti biasa.

Kenapa hanya diam saja? Biasanya juga berani membalas ucapan bunda, sindir Annisa lagi.

Cla masih tetap diam dan menunduk. Dia sungguh tidak bisa menahan tangisnya. Baru kali ini dia mendengar Annisa menyindir dirinya. Sekarang Cla bisa merasakan apa yang dirasakan kedua orang tuanya setiap dia mengucapkan kata-kata yang menyakitkan. Cla tiba-tiba langsung bersimpuh di hadapan Annisa.

Cla minta maaf selama ini sudah membuat kecewa Ayah sama Bunda. Selama ini Cla sudah membuat Ayah dan Bunda merasakan sakit dan malu gara-gara perilaku Cla. Cla pantas menerima semua ini, Cla berhak mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatan Cla. Kalau Ayah sama Bunda ingin aku pergi dari rumah, aku bakal pergi sekarang, jelas Cla yang sudah menangis.

Bunda pikir kamu bakal selamanya melakukan hal yang dilarang agama. Bunda tidak menyangka semua nasihat Ayah dan Bunda berikan selama ini tidak kamu dengarkan. Jadi lebih baik kamu pergi saja dari rumah, ucap Annisa sambil mengeluarkan koper Cla.

Cla tidak menyangka jika orang tuanya akan tega mengusir dirinya. Mungkin ini pelajaran yang bisa diambil oleh Cla. Dia sudah berusaha meminta maaf tetapi orang tuanya tidak bisa memaafkan dirinya. Cla berniat ingin mengecup tangan bundanya tetapi dia malah di dorong.

Bunda tidak mau di sentuh oleh tangan kotormu itu, sindir Annisa.

Cla tidak menyangka jika sekarang bundanya sudah berubah menjadi seperti ini. Cla hanya menangis dalam diam. Keluarga Alim yang menyaksikan dari dalam mobil tidak menyangka jika Annisa akan berbuat seperti itu terhadap putrinya sendiri. Baru kali ini mereka melihat Annisa sekasar itu dengan Cla. Padahal Cla adalah putri satu-satunya. Aisyah yang melihat Cla di dorong, dia langsung keluar mobil dan membantu Cla untuk berdiri.

Kakak tidak apa-apa?

Aku tidak apa-apa kok. Terima kasih ya kamu dan keluarga kamu sudah banyak membantu Kakak. Aku titip salam sama mereka, aku pamit. Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, ucap Cla.

Cla langsung pergi dari rumah, dia tidak tahu mau pergi kemana. Semua orang menganggap dirinya wanita yang kotor. Cla hanya berjalan mengikuti hatinya. Tiba-tiba dia sampai di sebuah taman yang belum terlalu jauh dari rumahnya. Cla duduk di salah satu bangku taman tersebut, dia hanya bisa melamun dan meratapi nasibnya. Dia tidak menyangka bahwa kedatangannya ke rumah untuk minta maaf malah membuatnya diusir dari rumah.

Tidak baik melamun sendirian. Kalau ada apa-apa cerita jangan dipendam sendiri.

Cla terkejut tiba-tiba ada yang berbicara. Pada saat dia menoleh ternyata dia adalah Ghifari. Entah sejak kapan dia duduk di sebelahnya.

Kakak kenapa bisa di sini?

Aku sengaja mengikuti kamu, aku tahu kalau kamu tidak tahu mau pergi ke mana. Makanya aku sengaja mengikuti kamu, ini juga kemauan dari Ummi.

Jujur Kak, aku tidak tahu harus pergi kemana. Aku tidak punyai siapa-siapa lagi. Semua orang menganggapku kotor, ucap Cla yang masih setia menangis.

Kamu tenang saja, masih ada aku. Sekarang kamu ikut aku, ucap Ghifari sambil menarik koper Cla.

Cla hanya berjalan di belakang Ghifari sambil menunduk. Dia tidak tahu mau diajak kemana. Tiba-tiba Ghifari berhenti di depan sebuah rumah, pada saat dia mendongak ternyata dia balik ke rumahnya sendiri.

Kak aku pergi saja ya, ucap Cla memohon.

Sudah kamu tenang saja, ada aku jadi kamu tidak perlu takut.

Mereka masuk ke dalam rumah. Semua sudah menunggu kedatangan Ghifari dan Cla. Alim dan Fatimah sudah menceritakan semuanya. Annisa merasa menyesal sudah mengusir putri satu-satunya. Awalnya Abdullah ingin marah karena istrinya tega mengusir Cla. Seburuk-buruknya Cla dia tetap putrinya. Sekarang dia merasa sangat bersyukur karena putrinya sudah sadar dan mau berubah. Cla hanya berdiri di belakang Ghifari karena takut.

Kalau Om dan Tante tidak bisa menerima Cla menjadi putri kalian lagi, maka mulai sekarang Cla akan menjadi tanggung jawab saya, ucap Ghifari dengan tegas.

Semua orang yang mendengar ucapan Ghifari sangat terkejut. Cla juga sangat terkejut, apakah dia yakin akan menikah dengan dirinya yang jauh berbeda dengan dia. Abdullah dan Annisa langsung berdiri dan memeluk Cla. Dia tidak akan pernah membiarkan putrinya salah langkah lagi.

Setelah kejadian hari itu Cla menjadi wanita seperti harapan terkahir Arsya. Dia bahkan sering mengisi kajian di kampusnya karena perubahannya. Orang tuanya juga sudah setuju jika Cla menerima khitbahan dari Ghifari. Akhirnya Cla memutuskan menerima Ghifari dan hidup bahagia dengannya. Semua ini berkat kekuatan doa dari orang tuanya yang sangat sabar mendoakannya setiap waktu dan tidak ada henti-hentinya memohon kepada Tuhan agar dirinya kembali menjadi wanita yang sholehah.

by: Tety Yahya Pratiwi

Post a Comment

2 Comments