SACRIFICE || Cerpen 2020

Source: Pinterest.com

Namaku Adara. Aku merupakan anggota dari Clan bintang, Clan terbesar yang ada di Galaksi ini. Sebenarnya aku menyukai Titan dia adalah anggota dari clan satelit, tapi aku tidak tahu apakah cintaku ini akan menjadi kenyataan atau tidak, karena ayahku serius telah menjodohkan aku dengan Rigel yang berasal dari clan bintang. Sampai sekarang aku belum mengatakan apapun kepada ayahku tentang perjodohan ini. Aku benar-benar mencintai Titan, dan bukan Rigel.

Pagi ini, ibuku Vega mebangunkanku dan mengajakku untuk sarapan. Keadaan di meja makan benar benar sangat canggung antara aku dan ayah.

"Adara apakah kamu sudah bertemu dengan Rigel?"

"Belum Ayah."

"Ayah akan meminta Rigel untuk segera menemuimu."

Setelah mengatakan itu Ayahku pergi meninggalkan meja makan dan ibu yang kembali ke dapur untuk membereskan sisa sarapan kami tadi. Aku harus segera menemui Titan sebelum Rigel menemuiku.

Aku mandi dan bersiap-siap setelah semuanya siap aku berpamitan kepada ibu, bahwa aku ingin keluar sebentar dan ibu menyetujuinya. Aku keluar dari wilayah clanku, melewati Paman Alpha dan Paman Beta yang sedang menjaga perbatasan. Aku tersenyum, begitupun mereka.

Sesampainya di wilayah clan satelit aku disambut oleh Paman Cale dan Paman Carpo.

"Hey Adara, ada perlu apa sampai kau datang kemari?"

"Aku ingin bertemu dengan Titan, paman Cale. Aku ada urusan dengannya."

"Oh, baiklah. Semoga Titan ada dirumah ya."

Aku tersenyum mendengar perkataan paman Carpo. Aku menuju rumah Titan, setelah sampai didepan rumahnya aku mengetuk pintunya dan ternyata Titan yang membukakan pintu.

"Hay Titan, aku ingin bicara denganmu."

"Baiklah Adara, ayo ikut aku."

Disinilah kami berdua, di sebuah taman yang ada di daerah perbatasan daerah ini bukan milik clan bintang maupun clan satelit.

"Kau tau kan Titan apa yang ingin aku bicarakan?"

"Ya Adara, aku tahu. Tentang kita bukan?"

Aku mengangguk, Titan menghela napas dan mengeluarkan suaranya.

"Kau tahu Adara? Jika kita tidak bisa bersatu?"

"Aku tahu itu Titan, tapi apa kau tidak ingin memperjuangkannya?"

Titan menatap mataku dengan tatapan yang membuatku ingin menyelami lebih dalam mata itu.

"Dengarkan aku Adara, kau tahu apa yang terjadi saat Pluto menolak perjodohannya dengan Gaea dan malah memilih memperjuangkan cintanya dengan Eris?"

"Ya, aku tau, Dia di buang dari clan Planet. Tapi Titan aku sangat mencintaimu dan kau pun begitu bukan?"

Titan mengusap matanya yang basah dan dia memelukku.

"Dengar Adara aku tak ingin terjadi sesuatu kepadamu. Mengingat kau sudah dijodohkan dengan Rigel, bukan aku tak ingin memperjuangkan kita. Tapi aku tak rela jika harus melihatmu terluka bersamaku."

Aku semakin mempererat pelukanku pada Titan, saat ini aku benar-benar tak ingin kehilangan dia. Aku ingin selalu terus bersamanya.

"Titan."

"Hm."

"Apakah hubungan ini akan terus berjalan tanpa kepastian?"

"Aku tidak tahu Adara, Aku ingin sekali seluruh clan di galaksi ini tahu bahwa kau adalah milikku dan aku adalah milikmu. Tapi aku juga tidak bisa melawan perintah Raja Bima."

Titan melepaskan pelukannya dan menghapus airmataku.

"Tolong jangan menangis saat kau sedang bersamaku, karena itu menyakitiku. Dan untuk hubungan ini, aku ingin kau bersabar sedikit lagi."

Titan mengusap rambutku dan dia tersenyum. Aku tersenyum, dan Titan mengantarkanku sampai di pintu masuk clan bintang aku melambaikan tangan sampai dia hilang dari pandanganku.

Sesampainya dirumah ternyata Rigel telah menungguku, aku duduk diruang tamu karena ayah memintaku dan terpaksa aku harus mengobrol dengan Rigel. Rigel memulai pembicaraan dan aku hanya menjawab dengan seadanya. Setelah kurang lebih sepuluh menit mengobrol Rigel pamit kepada ayah. Aku tersenyum mengantarkan kepergiannya. Setelah itu aku masuk kedalam kamar.

Aku berharap semua ini cepat menemukan titik terang, aku tidak ingin semakin lama berhubungan dengan Rigel karena aku tidak ingin di tersakiti karena ini.

Keesokan harinya...

Rigel mengajakku pergi, seperti yang sudah dia katakan kemarin.

"Adara,"

"Hmm,"

"Aku ingin bertanya suatu hal. Bisa kau jawab dengan jujur?"

"Baiklah."

"Apa kau setuju dengan perjodohan ini?"

Deg

Aku tidak terkejut mendengar pertanyaan itu dari Rigel. Karena menurut rumor anggota clan bintang, keluarga Rigel mempunyai kekuatan untuk melihat hati dan pikiran seluruh anggota clan jika mereka mau.

"Bukankah kau sudah tau jawabannya, Rigel?"

Rigel tersenyum.

"Aku tahu Adara, kau menyukai Titan tapi Adara sungguh aku benar-benar mencintaimu. Kau juga tau, bagaimanapun clan satelit adalah clan yang tidak seharusnya kita percayai"

Rupanya Adara tidak bisa melupakan tragedi itu, tragedi yang menghancurkan clan bintang menjadi berkeping-keping.

"Dan satu lagi Adara, Titan tidaklah sebaik yang kau kira. Apa kau tau dia telah membunuh-"

"Cukup Rigel!! Dengan mengatakan ini kau membuat aku semakin membencimu. Aku akan membatalkan perjodohan ini dan aku akan mengakui perasaanku kepada Titan di depan semuanya. Termasuk Raja Bima."

"Tunggu Adara, kau tidak bisa melakukan itu."

Aku melepaskan tangan Rigel yang mencekalku. Akan ku buktikan padamu Rigel bahwa Titan adalah yang terbaik untukku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya, hal terpenting saat ini adalah perasaanku pada Titan.

Angin musim hujan menemani langkahku. Aku tidak menyangkal bahwa angin ini menusuk tulangku, tapi aku tidak menghiraukan hal itu. Aku tidak tahu mengapa langit seolah murung. Mengapa wilayah ini tidak seperti biasanya.

Aku mencari Titan, dan ternyata dia tidak ada dirumahnya. Aku menanyakan keberadaan Tiitan pada Paman Carpo dan dia mengatakan bahwa dia pergi ke perbatasan. Taman. Pasti dia disana, aku menuju kesana dan betapa terkejutnya aku melihat dia sedang memeluk Rhea. Salah satu clan Satelit.

"Aku menyayangimu Rhea. Akan ku katakan pada ayah dan ibumu bahwa aku siap menjadikanmu satu-satunya."

"Benarkah?"

"Apa kau meragukan tekad clan satelit? Akan ku lakukan apapun untukmu."

Aku membeku mendengar perkataan Titan. Dia mencintai Rhea? Dan siap menjadikan Rhea satu-satunya. Lalu selama ini dia menganggapku apa?

"Titan!!"

"Wah,wah,wah. Adara kita bisa bertemu juga akhirnya."

Aku hanya diam di tempatku saat ini.

"Titan apa kau benar mencintaiku?"

Titan mengangguk? Di hadapan wanita itu?

"Jika memang kau mencintaiku, Bunuh dia sekarang. Kau tidak akan menolaknya bukan?"

"Dengan senang hati akan ku lakukan Rhea."

Titan menyeringai ke arahku, dia seperti orang lain. Dia bukan Titan.

"Titan, sadarlah aku Adara kekasihmu."

Aku berjalan mundur menjauhi Titan yang semakin mendekat kearahku. Ternyata takdir tidak berpihak kepadaku. Aku bisa merasakan dinginnya benda itu saat menggores perutku dan aku bisa merasakan semakin Titan memelukku, pisau itu semakin dalam melukai perutku. Ternyata aku salah. Orang yang selama ini aku cintai adalah orang yang sama sekali tidak mencintaiku. Aku salah menaruh hatiku, seseorang yang ku kira adalah malaikat ternyata dia tak ubahnya seorang iblis yang penuh muslihat. Maafkan aku ayah, ibu, maafkan aku Rigel. Aku menyayangi kalian, setelah itu aku tidak tau apa yang terjadi.

"Adara, bukalah matamu. Aku Vega. Aku juga bintang sama sepertimu. Bangkitlah jangan biarkan kau benar-benar mati bangunlah. Jangan biarkan orang yang menyayangimu bersedih."

Aku membuka mataku, yang aku lihat hanyalah kegelapan. Aku tidak ingin mati, aku ingin menemani Rigel aku ingin bertemu dengan ayah dan ibu.

Keinginan itu semakin besar, aku bisa merasakan bahwa kekuatanku semakin membesar. Aku tahu, inilah saatnya. Saat dimana clan bintang mengeluarkan kekuatannya. Aku akan membakar inti tubuhku agar tetap hidup. Dan akan kubalaskan dendamku kepadamu Titan. Aku akan tetap bersinar layaknya Apollo, Aku akan selalu di dekatmu Rigel.

"AKU AKAN TETAP BERSINAR WALAUPUN ITU AKAN MENGHANCURKANKU. SEMOGA KAU BISA MELIHAT SINARKU YANG SEMAKIN LAMA SEMAKIN MEREDUP, RIGEL."


Karya: Deza - Lampung

Post a Comment

0 Comments