![]() |
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Sumber: Halodoc.com |
Zahrapedia Artikel 2020 - Temulawak yang mempunyai nama ilmiah Curcuma xanthorrhiza Roxb adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberacea). Temulawak banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah yang gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1.500 meter di atas permukaan laut (Bintari dkk., 2013).
Klasifikasi temulawak adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Pemanfaatan Temulawak Secara Empiris
Temulawak telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai pewarna, bahan pangan, obat tradisional, memelihara kesehatan dan juga sebagai bahan obat. Sebagai bahan obat-obatan, temulawak sering dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, obat sembelit, ambeien, jerawat, diare, obat kejang-kejang, untuk menghancurkan batu empedu, untuk mengobati penyakit ginjal dan hati, obat pegal linu, reumatik, radang sendi, dan dalam bentuk segar, direbus, diseduh, maupun serbuk digunakan untuk mengobati sariawan dan keputihan. Temulawak bersama dengan brotowali dan sambiloto dapat digunakan sebagai obat lambung (Syamsudin dkk., 2019).
Penggunaan temulawak sebagai pengobatan telah umum digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia. Temulawak di Aceh dikenal dengan nama kunyit ketumbu, rimpangnya digunakan dalam ramuan untuk penambah darah, atau untuk mengatasi malaria, rimpang temulawak juga digunakan etnis Sakai di Bengkalis, Riau untuk penambah nafsu makan. Di Sunda dan Jawa untuk mengobati sakit kuning dan pencernaan. Masyarakat Bali menggunakannya sebagai obat lambung perih dan kembung. Masyarakat etnis Madura menggunakan rimpang temulawak sebagai obat keputihan dan komunitas penggemar jamu gendong menggunakan rebusan rimpang temulawak sebagai penguat daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Pengobatan temulawak sebagai obat jenis penyakit dalam dan menetralkan darah digunakan di Banjarbaru, Kalimantan. Suku Kaili Ledo, Sigi, di Sulawesi Tengah dalam pengobatan sakit pinggang. Di jawa Barat dan Jawa Timur digunakan sebagai pengobatan kencing batu serta penambah nafsu makan. Sedangkan Suku Tengger di Kabupaten Probolonggo menggunakan temulawak sebagai obat penurun panas (Syamsudin dkk., 2019).
Masyarakat Kecamatan Waringin Kabupaten Bondowoso banyak memanfaatkan family Zingiberaceae sebagai obat yang memiliki 17 manfaat dan salah satu tanaman tersebut yaitu temulawak. Masyarakat Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang menggunakan temulawak sebagai obat penyakit saluran pencernaan, nafsu makan, pengobatan setelah penyakit tifus, pasca penyakit liver, menghilangkan rasa lelah. Sedangkan masyarakat Banjarbaru Kalimantan Selatan menggunakan temulawak sebagai obat demam, penyakit dalam, membersihkan darah, gangguan pernapasan, gangguan otot, gangguan kepala, dan masuk angin. Temulawak digunakan sebagai ramuan setelah melahirkan oleh masyarakat Enggano bersama dengan tanaman lainnya. Di kampung adat Urug Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor temulawak termasuk kedalam bahan ramuan 40 rupa setelah melahirkan (Syamsudin dkk., 2019).
Temulawak digunakan oleh masyarakat Desa Sukolilo untuk menjaga kesehatan, menghilangkan kelelahan dan menjaga kebugaran tubuh. Di sekitar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, temulawak bersama lengkuas dan cabe digunakan sebagai jamu yang bertujuan agar calon pengantin tampil maksimal, jamu tersebut diberikan pada prosesi pra upacara pernikahan atau dimulai diminum seminggu sebelum upacara pernikahan. Dapat dikatakan bahwa temulawak merupakan tanaman yang sangat erat dalam pengobatan tradisional di Indonesia (Syamsudin dkk., 2019).
Kandungan dan Senyawa Kimia Dalam Temulawak
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak, selulosa, dan mineral. Pati merupakan komponen terbesar dalam rimpang temulawak. Pati biasanya berwarna putih kekuningan karena mengandung kurkuminoid.
Kurkuminoid adalah zat pemberi warna kuning pada temulawak dan kunyit. Dalam temulawak terkandung:
- 0,37% abu
- 1,52% protein
- 1,35% lemak
- 0,80% serat
- 79,96% karbohidrat
- 15 ppm kurkumin
- 11,45 ppm kalium
- 6, 38 ppm natrium
- 19,07 ppm kalsium
- 12,72 ppm magnesium
- 6,38 ppm zat besi
- 0,82 ppm mangan
- 0,02 ppm kadmium
*) Ppm (part per million) atau bagian per sejuta, merupakan satuan konsentrasi yang dinyatakan dalam mg/Kg.
Selain itu, ada tiga zat aktif yang terkandung dalam rimpang temulawak, yaitu:
- Germakron, antiradang dan menghambat pembengkakan.
- P-toluilmetillkarbinol dan seskuiterpen d-kamper, meningkatkan produksi dan empedu.
- Tumeron, antimikroba.
Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan
Dilansir
dari hellosehat.com, temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat dimanfaatkan
sebagai obat, penyedap masakan, minuman, serta pewarna alami untuk
makanan dan kosmetik. Manfaat temulawak sebagai obat sudah cukup lama
dikenal dan diketahui, baik di dalam maupun luar negeri. Berikut berbagai
manfaat temulawak untuk kesehatan:
1.
Mengatasi masalah sistem pencernaan
Manfaat
temulawak yang pertama adalah merangsang produksi cairan empedu di kantong
empedu. Tentu saja hal ini membantu pencernaan serta metabolisme makanan
dalam tubuh.
Tidak
hanya itu, menurut para ahli, temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut
kembung, membantu pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan
nafsu makan.
Sebuah
studi yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and
Hepatology meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi
temulawak setiap harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami proses
penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak
mengonsumsi temulawak.
2.
Mengatasi osteoarthritis
Manfaat
temulawak lainnya, yaitu membantu pasien yang mengalami osteoarthritis.
Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif, di mana sendi-sendi menjadi
terasa sakit dan kaku.
Hal
ini juga dibuktikan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan di dalam Journal of
Alternative and Complementary Medicine. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa
efek temulawak hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit)
yang diberikan pada pasien osteoarthritis.
3.
Mencegah serta membantu pengobatan kanker
Walaupun
masih sangat sedikit penelitian yang tersedia terkait manfaat temulawak dengan
pengobatan kanker, beberapa ahli percaya akan khasiat tanaman ini. Temulawak
dapat berguna untuk membantu pengobatan kanker prostat, kanker payudara, dan
kanker usus.
Manfaat
temulawak ini didukung dengan sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2001, yang
menyatakan bahwa temulawak dapat menghambat pertumbuhan serta
perkembangan kanker prostat.
Para
peneliti dari University of Maryland Medical Center menjelaskan bahwa
bahan-bahan herbal mungkin bisa membantu menghentikan pertumbuhan kanker berkat
zat antioksidan yang terkandung di dalam obat herbal, termasuk temulawak.
4.
Obat antiradang
Temulawak
mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat produksi prostaglandin E2
yang memicu peradangan. Oleh karena itu, kandungan antiradang di dalamnya
membantu mengatasi penyakit akibat peradangan di dalam tubuh seperti radang
sendi.
5.
Antibakteri dan antijamur
Temulawak
mengandung berbagai senyawa antibakteri dan antijamur. Kandungan antibakteri
dalam temulawak memiliki manfaat terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri
jenis Staphylococcus dan Salmonella. Sementara senyawa antijamurnya cukup ampuh
menghilangkan jamur dari golongan dermatofita.
6.
Obat jerawat
Dalam
dunia kecantikan, temulawak juga bisa digunakan sebagai obat jerawat. Ini
karena temulawak memiliki sifat astringent. Astringent bermanfaat untuk
mengurangi produksi minyak dari kelenjarnya. Selain itu, kandungan antiseptik
di dalamnya juga bisa membantu membersihkan kulit dari bakteri penyebab
jerawat. Dengan begitu, jerawat yang meradang akan berangsur membaik dan
sembuh.
7.
Menjaga kesehatan liver
Dilansir
dari Scientific
Researh Journal, ekstrak temulawak terbukti memiliki manfaat dalam
melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon tetraklorida dan
acetaminophen. Hepatotoksin adalah bahan kimia yang menyebabkan efek buruk pada
hati. Dengan begitu, temulawak menjadi salah satu bahan alami yang bisa
dijadikan pilihan untuk membantu menjaga kesehatan hati Anda.
8.
Obat diuretik
Manfaat
temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan, yaitu sebagai obat diuretik
alami. Diuretik merupakan zat yang membantu membersihkan tubuh dari
garam (natrium) dan air, sehingga tak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh.
Zat ini merangsang ginjal untuk melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urine.
Manfaat
diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil kelebihan cairan dari pembuluh
darah. Proses ini membantu mengurangi tekanan pada dinding pembuluh Anda.
Biasanya diuretik sangat dibutuhkan untuk membantu mencegah, mengobati, dan
memperbaiki masalah seperti:
- Gagal
jantung
- Gagal
hati
- Pembengkakan
jaringan (edema)
- Masalah
pada ginjal
9.
Antispasmodik
Minyak Curcuma xanthorrhiza ternyata juga memiliki manfaat sebagai antispasmodik. Dilansir dari pusat informasi obat nasional, antispasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot polos. Artinya, obat ini bisa merilekskan otot halus di usus dan mencegahnya dari kejang.
Obat
antispasmodik biasanya bermanfaat untuk mengatasi kondisi Irritable Bowel
Syndrome (IBS). IBS adalah kondisi saat usus besar mengalami gangguan akibat
kontraksi otot yang tidak normal. Akibatnya, orang dengan IBS akan mengalami
berbagai gejala seperti:
- Sakit
perut
- Kembung
- Diare
- Kram
perut
- Sembelit
Dengan
kandungan antispasmodiknya, temulawak bisa menjadi salah satu obat alami yang
bisa membantu meringankan gejala IBS. Biasanya, sebagai obat, antispasmodik
dikonsumsi 30 hingga 60 menit sebelum makan.
Resep Jamu Temulawak
Bahan:
100 gram Temu Lawak Segar
50 gram Kencur
40 gram Asam Jawa
200 ml Air Mineral
200 gram Gula Aren (me: gula jawa)
4 helai Daun Pandan (me: 2 helai)
20 gram Jitan (Skip)
2 liter Air Putih
Cara Membuat:
1. Bersihkan rimpang temulawak, kencur menggunakan air sampai kotorannya hilang semua. Setelah bersih, selanjutnya diiris-iris. Sangrai irisan temulawak dan kencur di atas wajan. Cukup sebentar saja.
2. Selanjutnya, haluskan atau blender: temulawak, kencur, asam jawa, air mineral sampai semua bahan-bahan tersebut halus. Lalu biarkan terlebih dulu.
3. Rebus air sebanyak 2 liter, masukkan gula jawa, daun pandan sampai mendidih.
Ambil rebusan air gula dan daun pandan tersebut untuk dicampur ke dalam blender yang berisi halusan temulawak dan kencur.
4. Aduk-aduk sampai merata dan terlihat menyatu jadi larutan kental. Selanjutnya, saring larutan tersebut untuk diambil sari airnya.
5. Siapkan dalam gelas dan sajikan. Diminum pagi-pagi saat keadaan perut kosong, sangat bagus kasiatnya.
Referensi:
Bintari, GS., I Windarti, dan DN Fiana. 2013. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Pencegah Kerusakan Mukosa Lambung. Jurnal Kedokteran Unila. ISSN: 2337-3776.
Syamsudin, dkk. 2019. Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Obat-obatan Tradisonal. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari. 10(1): 51-65. ISSN: 2087-0337.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-temulawak/#gref
Syamsudin, dkk. 2019. Tanaman Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Sebagai Obat-obatan Tradisonal. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari. 10(1): 51-65. ISSN: 2087-0337.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/manfaat-temulawak/#gref
0 Comments