![]() |
Foto: Catiatve.org |
Kondisi Pendidikan di Indonesia
Zahrapedia Journal Review 2020 - Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi hambatan-hambatan utama dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Hambatan itu adalah adanya masalah mengenai kurangnya biaya dan fasilitas yang digunakan, artinya masalah yang dihadapi adalah kurangnya anggaran pendidikan, hambatan yang tidak bersifat material seperti semangat serta niat untuk sekolah yang kurang dan malas belajar meskipun adanya penambahan anggaran oleh pemerintah.
Tujuan dari sistem pendidikan nasional berdasarkan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, tujuan tersebut belum mencapai sasaran yang ditetapkan pemerintah melalui program-program pendidikan setiap tahunnya. Padahal tujuannya menjadi bagian krusial dalam sistem pendidikan nasional di Indonesian adanya penambahan anggaran oleh pemerintah. Dasar pendidikan nasional adalah Pncasila dan UUD 1945 yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan juga bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
UU No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat (1) mengatakan bahwa “setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan bermutu”, dan pasal 12 ayat (1) mengatakan “setiap peserta didik berhak memperoleh pendidikan sesuai minat, bakat, dan kemampuannya”. Dalam hal ini dapat kita tahu tahu bahwa untuk menciptakan pendidikan yang bermutu dan pendidikan sesuai bakat dan minat juga dibutuhkan guru yang benar-benar kompeten dan profesional pada bidangnya, hal ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi.
Dalam pendidikan, kurikulum menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kurikulum lebih dari sekedar textbook, lebih dari subject-matter, lebih dari rangkaian pelajaran, bahkan lebih dari sekedar pelajaran kursus yang mana adalah situasi dan kondisi untuk mengubah sikap peserta didik yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Kurikulum harus bersifat fleksibel dan elastis sehingga terbuka kesempatan untuk memberikan bahan pelajaran yang penting dan perlu bagi anak didik.
Selain kurikulum, terdapat hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan, yaitu media pembelajaran yang mana buku pelajaran menjadi yang paling efektif digunakan untuk media pembelajaran. Buku pelajaran merupakan salah satu komponen pendukung dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam proses pembelajaran tersebut buku pelajaran menjadi sumber belajar utama yang dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Buku pelajaran disebut buku teks merupakan buku yang dirancang dengan cermat oleh para pakar atau para ahli dalam bidang tertentu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi untuk digunakan di dalam proses pembelajaran di kelas.
Baca Juga: Tips Belajar Ala Zahrapedia
Selain kurikulum dan media pembelajaran, tenaga pendidik juga sangat penting adanya untuk meningkatnya mutu pendidikan dan menciptakan pembelajaran di kelas yang bermakna bagi siswa. Guru merupakan garda terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Untuk itu guru yang berkualitas harus dimiliki Indonesia agar tujuan pendidikan mampu direalisasikan dengan baik. Jika kita lihat kondisi guru dilapangan, maka hanya sedikit guru yang bisa dikatakan profesional. Hal ini dapat kita lihat dari data Ditjen PMPTK yang menyatakan bahwa, “Hingga 2007 tercatat baru 16,57 % guru SD yang berkualifikasi S-1 dan Guru SMP sebanyak 61,31 %. Dijenjang pendidikan menengah guru SMA yang berkualifikasi S-1 sebanyak 83,34 % dan SMK sebesar 77,53 %".
Kondisi Pendidikan di Papua
Sistem pendidikan di Indonesia bagian Barat secara umum lebih baik dari Indonesia bagian Timur, seperti Papua. Di Indonesia Timur, masih banyak anak-anak yang tidak memiliki akses ke sekolah yang baik.
Penerapan kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Papua, dalam hal ini akan mengalami nasib yang sama dengan kurikulum CBSA dan kurikulum lainya yang mana penggunaan berbagai jargon dalam kurikulum nasional misalnya, siswa aktif, kompetensi, kewarganegaraan dan sebagainya tidak dilandasi dengan paradigma yang mantap dan relevan dengan konteks budaya dan lingkungan yang terdapat di Papua.Sama halnya dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 yang telah diselenggakan sejak tahun pertama, di Papua telah dibagi menjadi 5 region (Jayapura, Merauke, Nabire, Biak, dan Wamena), namun dari puluhan guru yang disebar disana hanya Sebagian kecil guru yang mempunta keterampilan khusus sebagai pendidik yang siap melaksanakan Kurikulum 2013. Sungguh hal yang sangat miris.
Masalah pendidikan di papua sendiri adalah minimnya sumber daya guru atau tenaga pengajar yang mana tingkat ketidakhadiran guru di Papua mencapai rata-rata 82%, dalam hal ini ada beberapa alasan mengapa guru-guru tersebut tidak hadir atau tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dikarenakan para guru tersebut merasa tidak betah untuk mengajar di Papua serta jarak sekolah dan tempat tinggal guru sangatlah jauh seperti guru-guru di daerah pegunungan tengah Papua terutama di kabupaten Jayawijaya dan kabupaten Lanny jaya yang mana guru harus menempuh perjalanan sekitar 10 km untuk mengajar, sehingga hal inilah yang membuat guru-guru tersebut tidak betah mengajar di daerah Papua.
Sustainable Development Goals (SDGs)
![]() |
17 Tujuan Sustainable Development Goals |
Pendidikan menjadi kunci dasar dari pembangunan sebuah negara itu sendiri. Sebuah negara tidak bisa berdiri tanpa adanya pendidikan, dimana masyarakatnya tidak bisa berkembang dan hanya akan dibodohi oleh negara lainnya. Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan dan mementingkan pendididkan di negara kita. Karena dalam melaksanakan sebuah pendidikan dibutuhkan kesiapan baik secara fisik maupun non fisik, persiapan fisik yang dimaksudkan adalah kesiapan infrastruktur pendidikan seperti gedung sekolah dan lainnya. Sedangkan persiapan non fisik adalah kemampuan guru, kurikulum yang digunakan, psikologi anak dan lainya. Kedua aspek ini harus terpenuhi guna menunjang pendidikan yang maksimal dan berkualitas.
Mulai tahun 2016, Sustainable Development Goals (SDGs) secara resmi menggantikan Millenium Development Goals (MDGs). SDGs memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global yang wajib dipatuhi oleh negara-negara di dunia.
Dalam dunia Internasional, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education for All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan untuk Semua (Education for All Development Index, EDI) Indonesia berada pada peringkat ke-57 dari 115 negara pada tahun 2015. Dalam laporan terbaru program pembangunan PBB tahun 2015, Indonesia menempati posisi 110 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan angka 0,684. Dengan angka itu Indonesia masih tertinggal dari dua negara tetangga ASEAN yaitu Malaysia (peringkat 62) dan Singapura (peringkat 11).
Baca Juga: Education for Sustainable Development in Indonesia
Implementasi SDGs Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Papua
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai program dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk mendukung terlaksananya tujuan global SDGs 2030. Program tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Program Satu Atap (SATAP)
SATAP merupakan program yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia demi membuka peluang bagi anak-anak yang kurang beruntung atau kurang mampu untuk dapat mengecap pendidikan dasar yaitu sekolah dasar ataupun sekolah menengah pertama.
Tujuan umum dari program ini adalah mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan meningkatkan mutu pendidikan dasar. Sedangkan tujuan khususnya adalah: Memperluas layanan pendidikan dasar atau meningkatkan daya tampung SMP pada daerah terpencil, terpencar dan terisolir guna menunjang tercapainya penuntasan wajar pendidikan dasar 9 tahun. Mendekatkan SMP dengan SD pendukungnya, serta memberikan kesempatan dan peluang bagi anak untuk melanjutkan pendidikannya, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.
2. Program SM3T
Program sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, tertinggal (SM3T) adalah program Kemenristek Dikti yang mana program ini disandingkan dengan Program Profesi Guru (PPG), karena PPG akan langsung oleh tiap peserta SM3T sebagai bonus pengabdian dalam membantu mencerdaskan kehidupan di daerah terdepan, terluar, tertinggal.
Selain mengajar dikelas guru-guru dari SM3T ini juga membuka kelas calistung setelah jam pelajaran berakhir dan kelas calistung tersebut dilaksanakan di mess ataupun rumah tinggal dari guru SM3T tersebut. Dalam hal ini perjuangan tenaga pendidik menjadi tombak utama dalam mencerdaskan kehidupan di Papua serta menjadi aktor dari pendidikan berkualitas bagi masyarakat di Papua dalam mencapai Sustainable Development Goals. Dengan kemampuan akademis yang ada pada guru-guru SM3T diharapkan memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat Papua itu sendiri, bukan hanya pendidikan formal ataupun akademis dapat diajarkan oleh guru-guru ini melainkan pengetahuan tentang kehidupann sehari-hari.
3. Program Calistung (Baca, Tulis, Hitung)
Dalam penerapan program calistung ini pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan Usaid Prioritas dalam mengembangkan buku paket kontekstual Papua (BPKP) yang mana buku ini merupakan media pembelajaran dalam membaca, tulis, hitung (calistung). BPKP ini disusun sesuai dengan kurikulum nasional Indonesia dan telah direkomendasikan oleh dinas pendidikan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan Provinsi Papua untuk digunakan di seluruh Papua. Buku ini dikembangkan dengan materi yang terperinci, dan lengkap dengan penyesuaian kondisi di Papua. Buku ini menjadi pendahuluan bagi siswa di Papua sampai mereka mahir calistung sehingga dapat meneruskan pembelajaran dengan menggunakan buku paket nasional.
Hambatan SDGs Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Papua
Pendidikan bekualitas memang menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) akan tetapi dalam mencapai pendidikan yang berkualitas tersebut tentu memiliki beberapa hambatan-hambatan yang mana dalam hal ini terdapat tiga hambatan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di papua adalah akses, mutu dan adat Istiadat.
Tanggapan
Di Indonesia sendiri pendidikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan pelaksaannya, bukan hanya sarana dan prasarana saja namun kurikulum dan tenaga pendidik juga harus siap melaksanakan pendidikan yang bermutu dan berkualitas sesuai target pendidikan yang tertuang dalam tujuan global dunia (SDGs) pada tahun 2030. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih kurang apabila dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura (dalam pejelasan sebelumnya). Dimana salah satu kendalanya yaitu model kurikulum yang sering berganti-ganti, bahkan sebelum kurikulum sebelumnya telaksana 100% dengan baik. Selain itu, pemerataan pendidikan terlebih pada daerah-daerah yang tertinggal juga harus difokuskan agar tercapai pendidikan yang maksimal dan berkualitas pada semua daerah, tidak hanya terpusat pada daerah-daerah yang maju saja.
Selain itu, dapat diketahui bahwa permasalahan pendidikan yang ada di Papua bukanlah semata mengenai kurangnya infrastrutur yang ada di papua itu sendiri melainkan kualitas pendidikan yang ada di Papua seperti kualitas guru dan peserta didik yang masih belum mecapai tingat yang berkualitas. Dalam hal ini Sustainable Development Goals (SDGs) menerapkan program yaitu Pendidikan Berkualitas yang mana dalam menjalan program ini pemerintah Papua mmelakukan kerjasama dengan Organisasi lokal maupun internasional dimana ada beberapa program yang dijalankan guna mencapai pendidikan berkualitas ini, program tersebut adalah Program Sekolah Satu Atap (SATAP), Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar Tertinggal, Program Baca, Tulis, Hitung (Calistung).
Referensi
Pribadi, R. E. (2017). IMPLEMENTASI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI PAPUA. 5(3), 917-932.
0 Comments