Manfaat Bonggol Pisang Sebagai Bioetanol || Zahrapedia Artikel 2020

Source: Health.grid.id

Zahrapedia Artikel 2020 - Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Sehingga dapat dilihat sebagai seyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH.

Bioetanol dapat dihasilkan dari bahan bahan yang mengandung komponen pati atau selulosa, seperti singkong, umbi garut, ubi jalar, ganyong, dan tentunya bonggol pisang. Dalam dunia industri etanol umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, serta sebagai bahan baku farmasi, dan kosmetik.

Bioetanol deperoleh dari hasil fermentasi bahan yang mengandung gula seperti bonggol pisang. Tahap inti produksi bioetanol adalah fermentasi gula, baik yang berupa glukosa, sukrosa, maupun fruktosa. Sifat fisik dan kimia etanol antara lain dehidrasi, dahidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi.

Bioetanol biasanya digunakan dalam beragam idustri sebagai bahan baku industri dan sebagai bahan bakar terbarukan. Secara umum bioetanol ini mencangkup tiga proses yaitu hidrolisis, fermentasi, dan penyulingan. Produksi bioetanol saat ini telah banyak dihasilkan dari berbagai telah banyak dihasilkan dari berbagai macam komoditas pertanian yang mengandung karbohidrat seperti gula sederhana, pati, dan selulosa.


Baca Juga: Tips Mengobati Asam Urat Secara Alami


Bioetanol memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan bensin berbasis petrochemical. Umumnya penggunaan biotanol masih dalam bentuk campuran dengan bensin pada konsentrasi 10 persen (E10) yaitu 10 persen bioetanol, dan 90 persen bensin. Campuran bioetanol dengan bensin biasa disebut gasohol.

Penambahan etanol dalam bensin bertujuan untuk menambah volume BBM, selain itu juga dapat meningkatkan nilai oktan bensin. Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar umumnya memiliki tingkat bebas air sebesar 99,5 persen.

Saat ini penggunaan minyak bumi mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sedangkan ketersediaan minyak bumi dari tahun ketahun semakin menipis. Sehingga banyak peneliti yang mencari alternatif pengganti minyak bumi dan salah satunya adalah minyak bioetanol yang merupakan etanol berbahan baku tumbuh-tumbuhan dan merupakan salah satu hasil fermentasi alkohol. Bioetanol sendiri merupakan minyak yang ramah lingkungan karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan sehingga tidak menimbulkan pencemaran. 

Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola. Pisang telah menjadi komoditas exspor dan impor di pasar internasional. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara yang kemudian menyebar luas ke benua Afrika dan Amerika. Habitat dari tanaman pisang ini adalah daerah tropis yang beriklim basah dan dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah maupun tinggi. Pisang dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 meter dari permukaan laut. Pisang dapat tumbuh pada iklim basah dan lembab.


Baca Juga: ASI dan Perkembangan Motorik Bayi


Tanamam pisang dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Suyanti dan Supriyadi, 2008:5):

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub.devisio : Angiospermae

Kelas : Monocotylae

Bangsa : Musales

Suku : Musaceae

Marga : Musa

Jenis : Musa paradisica

Tanama pisang terdiri dari akar, bonggol, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar serabut yang berpangkal pada umbi batang (bonggol). Akar terbanyak terdapat di bagian bawah tanah yang tumbuh sampai kedalaman 75 sampai 150 cm di dalam tanah. Akar yang berada di bagian samping umbi batang (bonggol) tumbuh ke samping atau mendatar.

Lalu, bagaimana cara membuat bioetanol dari bonggol pisang ini? Simak yuk!

Langkah-langkahnya yaitu:

1) Pengambilan sari pati bonggol pisang

Bonggol pisang sebagai bahan utama dikupas sampai bersih, kemudian dicuci untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel. Kemudian bonggol pisang ditimbang seberat 1000 gram, kemudian bonggol pisang diparut. Setelah diparut bonggol pisang lalu diperas untuk memisahkan antara air dan ampasnya. Ampas tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Penjemuran secara langsung ini dilakukan agar ampas benar benar kering dan tidak mengandung air. Penjemuran dan penelitian ini membutukan waktu selama dua hari. Setelah kering kemudian ampas bonggol pisang akan berwarna kecoklatan, yang kemudian diayak untuk mendapatkan sari pati yang halus.

2) Hidrolisis pati menjadi glukosa

Proses ini dilakukan untuk menentukan jumlah glukosa yang dihasilkan dari ampas bonggol pisang. Dalam proses hidrolisis ini, pati bonggol pisang seberat 600 gram kemudian dipanaskan pada suhu 100 derajat C selama kurang lebih 45 menit sampai menjadi bubur, kemudian bubur tersebut dibiarkan di urara terbuka agar menjadi dinggin kemudian diatur keasamanya pada pH 4-5. Hal ini dilakukan untuk memberi kondisi optimal bagi mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae pada proses selanjutnya yaitu fermentasi.



3) Fermentasi glukosa menjadi bioetanol

Pada proses fermentasi ini, glukosa yang telah dihasilkan dari proses hidrolisis ditambahkan dengan 3 buah ragi atau secukupnya, kemudian disimpan selama 3 hari pada wadah yang tertutup rapat (tidak ada kontak dengan udara luar). Tujuan penambahan ragi adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi bioetanol.

Proses fermentasi merupakan pengubahan 1 mol glukosa menjadi 2 mol etanol dan 2 mol CO2. Dalam proses ini enzim yang bekerja dihasilkan oleh mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae.

4) Distilasi/Penyulingan bioetanol

Biotanol hasil proses fermentasi ini dipisahkan dari padatannya dengan cara disaring dengan alat saring kemudian filtratnya didistilasi sehingga dapat dihasilkan bioetanol yang bebas dari kontaminasi atau kotoran yang terbentuk selama proses fermentasi.

Setelah melalui beberapa proses tersebut bioetanol dengan bahan dasar limbah bonggol pisang sudah bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari salah satunya untuk pengganti minyak tanah. Selain bermanfaat bioetanol ini juga ramah lingkungan jadi aman untuk digunakan dalam jangka panjang.

Semoga bermanfaat ya, dan jangan lupa Read, Learn, and Share supaya lebih banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan lebih bijak dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Sumber:

Nurdyastuti, I. 2008. Teknologi Proses Produksi Bioetanol. Jurnal Prospek Pengembangan Bio-fuel.

Post a Comment

0 Comments