![]() |
Ilustrasi Mahasiswa Source: Edukasi.kompas.com |
Dalam menghadapi tantangan global, bidang pendidikan
sangat berperan untuk menciptakan sumber daya manusia yang siap menjawab tantangan
serta menghadapi persaingan global. Dunia pendidikan di Indonesia khususnya di
daerah yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota dihadapkan pada tuntutan untuk
melahirkan siswa/siswi yang memiliki etos dan karakter yang baik serta daya
saing akademis. Kontribusi mahasiswa, utamanya mahasiswa para calon guru guna mewujudkan
Indonesia yang maju dan berdaya saing secara global sangat diperlukan dan
dibutuhkan untuk menuntaskan masalah ini. Untuk menunjang kemampuan mahasiswa
dalam mempersiapkan diri guna menuntaskan masalah tersebut adalah dengan aktif
dalam kegiatan sosial, aktif berorganisasi, dan yang utama adalah rajin
belajar. Baik belajar materi umum sesuai dengan jurusan atau program
studi yang diambil maupun belajar nilai-nilai agama untuk membekali diri dalam
berdakwah kepada siswa dan siswi di sekolah nanti serta membentengi diri dari
kemaksiatan dan menjadikan diri menjadi manusia yang berakhlakul karimah (akhlak
mulia).
Mengutip
Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Rumusan
tujuan pendidikan di atas relevan dengan tuntutan perkembangan zaman di mana
spiritualitas, emosional, sosial, dan intelektual menjadi perhatian dalam pendidikan,
tidak hanya unsur kuantitatif semata. Sebagai mahasiswa dan utamanya mahasiswa calon guru penting rasanya belajar dan menguasai aspek-aspek yang
disebutkan di atas.
Ki Hajar
Dewantara, salah satu tokoh pendidikan nasional Indonesia menyatakan bahwa
“…pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan
batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak”. Hal ini menjadi alasan bahwa memberikan kontribusi yang
nyata dalam dunia pendidikan mengikuti perkembangan zaman dengan menerapkan
pembelajaran berbasis teknologi seperti menggunakan media pembelajaran (power
point) untuk mendukung proses belajar yang menarik dan tidak membosankan
guna memberikan pemahaman kepada peserta didik. Selain pemanfaatan teknologi,
pengintegrasian nilai-nilai agama (Islam) pun perlu ditegakkan dalam dunia pendidikan.
Reformasi
pendidikan nasional akan berhasil, antara lain bila terjadi pembaharuan dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas (Mohammad Nur,2011;cf.Samani,1995). Dan
pendidikan semestinya diarahkan pada dua hal, yaitu intelektual dan moral (Aristoteles,
384-322 SM). Dalam hal ini, reformasi pendidikan dapat
diartikan dengan penguasaan dan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan guna
memperkenalkan siswa tentang teknologi dan mengikuti perkembangan zaman,
didampingi dengan penanaman nilai-nilai moral dan agama (Islam) seperti kejujuran, tanggung jawab, amanah, dan
beradab yang akan menciptakan dan menjadikan siswa dan siswi
sebagai orang yang berkarakter dan berkepribadian luhur.
Dari pemaparan penjelasan di atas. Oleh karena itu, kontribusi
nyata seorang mahasiswa utamanya
mahasiswa calon guru untuk Indonesia guna mewujudkan Indonesia maju dan berdaya saing global sekaligus menyambut Indonesia emas 2045 adalah dibidang pendidikan. Kontribusi nyata
tersebut dapat dilakukan dengan
belajar guna mengisi diri dengan ilmu pengetahuan, baik pengetahuan umum maupun
pengetahuan spiritual (agama) untuk menjadi bekal memberikan pembelajaran dan pengajaran
kepada peserta didik berbasis teknologi dan pengintegrasian nilai-nilai moral
dan agama (Islam) untuk menciptakan generasi emas yang berdaya saing
global, berkarakter dan berakhlakul karimah.
Penulis: Muhammad Taufiqurrohman, Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika STKIP Al Hikmah Surabaya
0 Comments