![]() |
Belimbing (Averhoa carambola L.) |
Zahrapedia Artikel 2020 - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder.Dikatakan hipertensi esensial apabila penyebabnya tidak diketahui dan hampir 90% penderita hipertensi termasuk golongan ini. Sedangkan 10% lainnya tergolong ke hipertensi sekunder dimana penyebabnya adalah peyakit lain seperti kelainan pembuluh darah ginjal, hipertiroid, hiperaldosteronisme, dan lain-lain.
Faktor resiko dari hipertensi ada yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. Faktor resiko yang tidak bisa diubah yaitu usia, keturunan atau genetik, dan jenis kelamin. Faktor resiko yang dapat diubah yaitu pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, konsumsi makanan tinggi garam, lemak, kolesterol, kurangnya aktivitas fisik,konsumsi alkohol, obesitas, serta stress atau psikis.
Hipertensi sering disebut the silent killer dimana gejala dapat tidak jelas terlihat sehingga sulit untuk terdeteksi, namun lamakelamaan akan menyebabkan penyakit lainnya dan berujung kepada kematian. Gejala dari hipertensi kurang spesifik antara lain sakit kepala, rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, pandangan kabur, telinga berdengung, dan mimisan.
Hipertensi yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan pada organ lain seperti ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Baca Juga: Tips Mengobati Asam Urat Secara Alami
Penderita hipertensi akan menjalani hidup dengan bergantung pada obat-obatan dan kunjungan teratur ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan resep ulang dan check-up, sehingga biaya yang harus dikeluarkan selama proses terapi bisa sangat mahal. Selain itu, penggunaan obat-obatan hipertensi sering menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Hal tersebut yang membuat pasien sering tidak patuh terhadap terapi pengobatan dan mencari alternatif lain.
Selain terapi farmakologis, penderita hipertensi juga diberikan terapi non-farmakologis yaitu olahraga dan modifikasi gaya hidup. Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat diberikan kepada penderita hipertensi adalah terapi hipertensi yang dilakukan dengan manajemen diet hipertensi. Manajemen diet makanan untuk hipertensi ini dapat berupa pembuatan jus buah-buahan. Seperti contoh buah belimbing manis sebagai alternatif pengobatan non-farmakologis hipertensi.
Buah belimbing manis merupakan buah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan mudah ditemukan di pasar swalayan serta harganya terjangkau. Buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) sangat bermanfaat dalam membantu menurunkan tekanan darah karena kandungan serat, kalium, fosfor, dan vitamin C. Berdasarkan penelitian DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dikatakan untuk menurunkan tekanan darah sangat dianjurkan mengkonsumsi makanan yang tinggi kalium dan serat, serta rendah natrium. Kandungan kalium (potassium) dalam satu buah belimbing 127 gram adalah sebesar 207 mg dan kandungan seratnya sebesar 5 g.
Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kalium dan serat dalam buah belimbing mempunyai jumlah yang cukup signifikan dalam membantu menurunkan tekanan darah, ditambah dengan kandungan natriumnya (sodium) yang relatif rendah.
Jus belimbing manis berkerja untuk menurunkan tekanan darah dengan cara menurunkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. hormon antidiuretik diproduksi di hipotalamus dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan menurunnya ADH, akan banyak urin yang diekskresikan sehingga urin menjadi lebih encer dengan osmolalitas yang rendah. Untuk memekatkannya, volume cairan intra seluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari ekstraseluler. Sedangkan, menurunnya konsentrasi NaCl akan dipekatkan dengan cara menurunkan cairan ekstraseluler. Ditambah dengan berkurangnya rasa haus sehingga asupan cairan juga berkurang. Semua mekanisme tersebut akan menghasilkan penurunan tekanan darah.
Jus belimbing manis kini mulai dicari dan digemari oleh masyarakat karena khasiatnya yang diketahui dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, jus belimbing manis juga bisa dinikmati oleh seluruh kelompok usia dan kelompok sosial-ekonomi karena rasa dan harganya yang merakyat.
Referensi:
Berawi, Nisa Khairun dan Azzren Virginita Pasya. (2016). Pengaruh Pemberian Jus Belimbing Manis (Averrhoacarambola L) untuk Menurunkan Tekanan Darah. Jurnal Majority. 5(1), 23-27.
0 Comments