Hijrahku Karena Apa? || Zahrapedia Motivasi 2020


Bismillahirrahmanirrahim...

Zahrapedia Motivasi 2020 - Apa kabarnya Zapers hari ini? semoga senantiasa dalam keadaan sehat yaa...

Alhamdulillah, kita masih bisa bersua meski hanya melalui bacaan ringan seperti ini, semoga Allah peretemukan kita di tempat terindahNya nanti, Aamiin.

Yaa muqollibal qulub tsabit qolbi ‘alaa diinik” (wahai dzat yang maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku diatas agamamu)

Ketika jalan hijrah sudah kita pilih untuk melanjutkan sisa waktu kita di dunia, kini pertanyaannya adalah, “hijrahku ini karena siapa? Apakah benar murni lillahita’ala, atau apa?”

“Benarkah diri ini berhijrah? Atau, hanya menutup dosa lama dengan dosa yang baru saja?”
Astaghfirullah wa naudzubillah.

Benar, hijrah itu berat untuk mereka yang meragui Allah dalam hatinya. Tapi, hijrah terasa begitu mudah bagi mereka yang sadar akan pentingnya memperbaiki diri.

Meski begitu, jalan hijrah tidak seharusnya menjadi tolak ukur keimanan seseorang, bukan?

Karena banyak dari kita yang mengaku ‘hijrah’ tapi tidak tahu makna sesungguhnya dari hijrah itu sendiri.

Hijrah tak sekedar mengubah penampilan, hijrah tak semudah menjulurkan kerudung kedepan dada, hijrah juga tidak sekedar mengubah kebiasaan dari yang tadinya suka drakor kini beralih menonton live streaming ustadz muda.

Hijrahlah dengan memperbaiki sholat.

Ya, kewajiban yang seharusnya bukan lagi menjadi beban. Ketika sholat sudah terasa ringan, ketika sholat sudah menjadikanmu tenang, ketika sholat sudah mampu membuatmu lebih banyak bersabar, awal hijrahmu sudah dimulai, kamu berhasil.

“Aku tidak pernah sekalipun menyesali diamku, tetapi aku berkali-kali menyesali bicaraku”- Umar Bin Khatab. 

Berbicara yang baik atau diam- yah, begitulah seharusnya. Ketika lisan sudah berhasil mengucapkan kata-kata yang baik saja, ketika lisan berhenti berkata dusta, dan ketika lisan tak lagi membuat luka, itulah perjalanan hijrahmu yang seharusnya ada.

Tak cukup sampai disitu, hijrah haruslah melibatkan dirimu secara keseluruhan didalamnya. Menjaga matamu dari hal yang tak seharusnya, telingamu dari pendengaran yang sia-sia, dan hatimu dari dengki juga iri.

Begitulah hijrah, tak sebatas mengubah penampilan, tak sebatas mengganti pergaulan, dan tak sebatas menjaga ucapan.

Masuk ke dunia hijrah itu mudah, kamu hanya perlu merayu hatimu saja. Tapi, berjalan didalamnya itu susah, kamu tidak bisa berjalan seorang diri.

Hijrahlah karena Allah, dengan begitu segala alasan yang akan membahayakanmu didepan nanti tak lagi menjadi kejutan, sehingga ketika kamu lelah bersabar, Allah akan menjadi alasan terkuatmu untuk tetap bertahan.

Semoga aku, kamu, dan kita semua adalah hati yang terpillih untuk merasakan jalan hijrah ini dengan istiqamah di dalamnya.

Barakallahu fiik.

Post a Comment

2 Comments