Zahrapedia Artikel 2020 - Acne Vulgaris adalah kondisi inflamasi umum pada unit pilosebaseus yang sering terjadi pada remaja dan dewasa muda. Setiap orang pernah mengalami penyakit ini sehingga dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis. Pada seorang gadis Acne vulgaris dapat terjadi premenarke. Setelah masa remaja kelainan ini berangsur berkurang. Namun kadang-kadang pada wanita dapat menetap sampai usia 30 tahun. Meskipun pada pria umumnya Acne vulgaris lebih cepat berkurang, namun justru gejala Acne vulgaris yang berat terjadi pada pria.
Nah, pada postingan kali ini, Zahrapedia akan sedikit memberikan informasi mengenai bahan-bahan alami yang dapat Sobat gunakan untuk mengatasi acne vulgaris. Dengan bahan alami, tentunya akan lebih ramah dan minim efek samping, ya.
1. Daun Sirih
![]() |
Daun Sirih |
Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri pada ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) adalah fenol dan derivatnya, terutama saponin, tanin dan flavonoid.
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antimikroba dapat dibagi menjadi 3 yaitu menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan menghambat metabolisme energi. Mekanisme antibakteri flavonoid menghambat sintesis asam nukleat adalah cincin A dan B yang memegang peran penting dalam proses interkelasi atau ikatan hidrogen dengan menumpuk basa asam nukleat yang menghambat pembentukan DNA dan RNA. Flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom,dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri.
Mekanisme antibakteri senyawa fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan mendenaturasi protein sel. Ikatan hidrogen yang terbentuk antara fenol dan protein mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Ikatan hidrogen tersebut akan mempengaruhi permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma sebab keduanya tersusun atas protein. Permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma yang terganggu dapat menyebabkan ketidakseimbangan makromolekul dan ion dalam selsehingga sel menjadi lisis.Mekanisme kerja antibakteri tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara memprepitasi protein. Efek antibakteri tanin melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi materi genetik. Mekanisme kerja tanin sebagai antibakteri adalah menghambat enzim reverse transkriptase dan DNA topoisomerase sehingga sel bakteri tidak dapat terbentuk.
2. Binahong
![]() |
Daun Binahong |
Cordifolia anredera lokal dikenal sebagai binahong yang berpotensi sebagai tanaman obat karena senyawa bioaktif dari tanaman ini. Skrining fitokimia diketahui mengandung flavonoid, saponin, steroid/ triterpenoid dan kumarin. Kelas flavonoid senyawa yang dikenal memiliki aktivitas biologis beragam seperti antioksidan.Ekstrak etil asetat daun binahong mempunyai aktivitas rendah sebagai antioksidan dengan nilai IC 50 sebesar 1458,8 ppm. Binahong mempunyai aktivitas biologis karena adanya senyawa bioaktif asam fenolat yang memiliki aktivitas antioksidan.
Mekanisme dari penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh senyawa alkaloid, polifenol, saponin dan flavonoid secara umum ialah dengan cara merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh. Kerusakan dinding sel menyebabkan permeabilitas membran sel akanberubah sehingga menghambat kerja enzim intraseluler dan menyebabkan masuknya air secara tidak terkontrol ke dalam sel bakteri yang pada akhirnya mengakibatkan kematian bakteri tersebut dan menimbulkan jerawat.
3. Belimbing Wuluh
![]() |
Belimbing Wuluh |
Ekstrak daun belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin, triterpenoid dan tanin. Flavanoid merupakan senyawa yang mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol, butanol, dan aseton. Flavanoid golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur.
Flavonoid bekerja dengan cara denaturasi protein. Proses ini juga menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel sehingga merubah komposisi komponen protein. Fungsi membran sel yang terganggu dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas sel, diikuti dengan terjadinya kerusakan sel bakteri. Kerusakan tersebut menyebabkan kematian sel bakteri. Flavonoid berfungsi untuk menjaga pertumbuhan normal, pertahanan terhadap pengaruh infeksi dan kerusakan.
Senyawa tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tumbuhan yang terpisah dari protein dan enzim sitoplasma. Senyawa ini tidak larut dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform dan benzena tetapi mudah larut dalam air, dioksan, aseton dan alkohol serta sedikit larut dalam etil asetat. Tanin merupakan himpunan polihidroksi fenol yang dapat dibedakan dari fenol-fenol lain karena kemampuannya mengendapkan protein. Senyawa ini mempunyai aktivitas antioksidan menghambat pertumbuhan tumor. Tumbuhan yang mengandung tanin antara lain daun teh, daun jambu biji dan daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Daun belimbing wuluh sebagai penghambat pertumbuhan bakteri. Senyawa aktif flavonoid di dalam daun belimbing wuluh memiliki kemampuan membentuk kompleks dengan protein bakteri melalui ikatan hidrogen. Keadaan ini menyebabkan struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri yang mengandung protein menjadi tidak stabil sehingga sel bakteri menjadi kehilangan aktivitas biologinya. Selanjutnya, fungsi permeabilitas sel bakteri akan terganggu dan sel bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri. Komponen fenol juga dapat menyebabkan kerusakan dinding sel.
Referensi:
Anwar, Tryda Meutia dan Tri Umiana Soleha. (2016). Manfaat Daun Binahong (Anredera cordifolia) sebagai terapi Acne Vulgaris. Jurnal Majority. 5(4), 179-183.
Carolia, Novita dan Wulan Noventi. (2016). Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai Alternatif Terapi Acne vulgaris. Jurnal Majority. 5(1), 140-145.
Saputa, Oktadoni dan Nur Anggraini. (2016). Khasiat Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Penyembuhan Acne Vulgaris. Jurnal Majority. 5(1), 76-80.
0 Comments