Madrasah Al-Ula : Perempuan dan Pendidikan

Wanita merupakan sosok istimewa yang keberadaanya kerap kali diremehkan dan direndahkan, padahal wanita memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan ini. Bagaimana tidak? Wanita merupakan seseorang yang rela menahan 9 bulan kandungan dan sakitnya ketika melahiran agar dapat melahirkan orang-orang hebat.

Namun terkadang wanita lupa bahwa tugas mereka bukan hanya melahirkan namun menjadi pendidik pertama ketika anak-anak masih kecil bukan pendidikan akan ilmu pengetahuan namun pendidikan akan pemahaman tentang akhlak, empati, moral, kebiasaan, serta agama. Karena landasaan ini yang kelak akan membantu anak mereka dalam menghadapi kerasnya kehidupan serta memudahkan dalam menuntut ilmu pengetahuan lainnya.





Madrasah Al-Ula

Tempat pendidikan pertama, merupakan sebuah kata yang mampu mengambarkan sosok hebat dibalik suksesnya seseorang kedepannya. Wanita sudah seharusnya mendidik dan mengajarkan anak2 mereka mengenai adab dan agama, karena kedua hal itu merupakan pegangan dan pedoman bagi mereka kelak.

Karena Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan “Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al Ulama li Thalabatil Ilmi [17]). berarti wanita harusnya lebih memahami bagaimana mendidik anaknya agar mampu menguasai itu.

Namun banyak wanita saat ini lebih mementingkan IQ ketimbang EQ dan SQ, padahal pemahaman wanita terhadap Emotional dan Spiritual sangatlah penting. Karena Pendidikan Sebagai Kunci Penguatan Peran Perempuan adalah pendidikan yang mampu mengarahkan generasi berikutnya lebih baik dalam memahami dan menghadapi segala situasi bukan hanya dengan logika, namun dengan akal sehat dan hati yang tenang.

Pendidikan Sebagai Kunci Penguatan Peran Perempuan

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi setiap manusia namun dengan pendidikan juga wanita akan memiliki peranan yang kuat. Peranan yang akan membantu pendidikan di dunia ini menjadi lebih baik lagi. Karena jika emotional dan spiritual seorang wanita itu baik, maka creativ dan intellegencenya akan mengikuti.

Namun masih banyak wanita yang enggan memperdalam kemampuannya dalam mengolah emosi dan spiritual, masih banyak yang mengedapankan intellegence/kecerdasan.

Mari kita liat sejarah tanah jawa, ada seorang wanita dan seorang pendidik hebat “ken dedes”. orang jawa mana yang tidak mengetahuinya, dari rahim dan cara dia mendidik sudah banyak raja-raja jawa yang hebat lahir. Darimana? Dari dia mengajarkan cara mengolah emosi dan spiritual, dan mengarahkan anaknya supaya belajar intellegence dengan didampingi.

Urutan Kecerdasan Bagi Wanita

Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence – 1996), orang yang mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ-nya rata-rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya bahwa penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting, dimana menurut Goleman dalam dunia kerja, yang berperan dalam kesuksesan karir seseorang adalah 85% EQ dan 15% IQ. Jadi, peran EQ sangat signifikan.

Namun ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan yaitu SQ, aspek ini lebih penting daripada EQ dan IQ. Karena manusia pasti butuh pedoman dari spiritual yang baik. Begitu pula wanita mereka perlu lebih dalam memahami SQ dan EQ dari pada IQ. Mereka perlu belajar dalam itu, karena pendidikan merupakan kebiasaan dalam pembelajaran pengetahuan dan keterampilan.

Lalu apa itu EQ, SQ dan IQ?

EQ (Emotional Quotient)

Emotional Quotient adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (Daniel Goldman).

Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (Peter Salovely & John Mayer).

Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan,ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (Cooper & Sawaf).

Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (Seagel).

Aspek EQ


1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri).



2. Kemampuan mengelola emosi (penguasaan diri).



3. Kemampuan memotivasi diri.



4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain.

5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati).

SQ (Spiritual Qoutiet)

Spiritual Quotient yaitu sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan agama. percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha. Mengetahui apa-apa yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.

Dalam buku yang berjudul Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah, si penulisnya Michael H. Hart membuat peringkat enam teratas adalah :

1) Nabi Muhammad SAW;

2) Isaac Newton;

3) Nabi Isa (Yesus);

4) Budha (Sidharta Gautama);

5) Kong Hu Chu;

6) St Paul.



Hampir semua tokoh tersebut ternyata adalah tokoh-tokoh agama, pemimpin/penggerak spiritual. Jadi manusia yang menentukan arah sejarah adalah mereka yang memiliki kualitas spiritual.

Ciri-Ciri SQ Tinggi

• Memiliki Prinsip dan Visi yang Kuat

• Prinsip Kebenaran

• Prinsip Keadilan

• Prinsip Kebaikan


• Memandang sesuatu dengan yang benar

IQ (Intellegence Qoutient)


Intellegence Qoutient merupakan kapasitas umum seseorang untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu.

Berhubungan dengan penalaran / berfikir.

Intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif (Marten Pali, 1993).

Kesimpulan IQ:



a.Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.



b. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan.


c. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan memunculkan penghargaan dalam budaya seorang individu.

Ciri-ciri Perilaku Cerdas/ Intellegence:

- Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan.

- Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).

- Masalah mengandung tingkat kesulitan.

- Keterangan pemecahannya dapat diterima.

- Sering menggunakan abstraksi.

- Bercirikan kecepatan.

- Memerlukan pemusatan perhatian

#educenterid



“ Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pendidikan Sebagai Penguat Peran Perempuan yang diselenggarakan oleh EduCenter ”

Post a Comment

1 Comments