Zat Antosianin Pada Ubi Jalar Ungu Terhadap Diabetes Melitus || Zahrapedia Artikel 2020

Ubi Jalar Ungu
Source: Republika.co.id

Zahrapedia Artikel 2020Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Resisten insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel β-pankreas telah dikenal sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe 2. Resisten insulin banyak terjadi akibat dari obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta penuaan. Sedangkan DM tipe 1 lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β-pankreas yang didasari oleh proses aitoimun atau idiopatik. Pengobatan pada DM tipe 1 ini hanya dapat dilakukan dengan pemberian insulin 0,5-1 UI/kgBB/hari. 

Faktor resiko diabetes adalah penderita polycystic ovary sindrome (PCOS) memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumny, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK atau peripheral rterial diseases (PAD). 

1. Umur 

Berdasarkan penelitian, usia yang banyak terkena Diabetes adalah >45 tahun. 

2. Faktor Genetik 

DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental. Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Resiko terkena DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika terdapat orang tua atau saudara yang terkena DM. 

3. Obesitas (kegemukan) 

Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 beresiko meningkatkan kadar glukosa darah menjadi 200 mg%. 

4. Hipertensi 

Peningkatan tekanan darah berhubungan erat dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuhpada sirkulasi pembuluh darah perifer. 

5. Konsumsi Alkohol dan Rokok 

Perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan resiko terkena DM tipe 2. Alkohol akan mengganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan gula darah. Rokok merupakan bahan yang mampu meningkatkan radikal bebas dalam tubuh sehingga jika radikal bebas berlebih dalam tubuh mampu menyebabka stres oksidatif dan menimbulkan komplikasi pada DM.

Baca Juga:  Jus Belimbing Manis Untuk Menurunkan Hipertensi


Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. 

Penatalaksanaan DM selain terapi farmakologis, terapi non-farmakologis melalui pengaturan pola makan efektif mengendalikan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2. Strategi dalam mengendalikan kadar glukosa darah yaitu salah satunya melalui pemilihan makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah. Menurut pendapat Franz (2012) dalam penelitiannya menunjukan makanan IG rendah tidak menimbulkan peningkatan glukosa darah secara cepat sehingga mampu memperbaiki sensitivitas insulin serta bermanfaat dalam mengendalikan glukosa darah penderita DM tipe 2. Indeks Glikemik (IG) tertinggi terdapat pada ubi jalar merah dan terendah pada ubi jalar ungu. Sehingga ubi jalar ungu optimal mengendalikan glukosa darah pada DM tipe 2. Kandungan ubi jalar ungu tersusun atas vitamin (A,B1,B2,C dan E), mineral (kalsium, kalium, magnesium, tembaga dan senga), serat dan karbohidrat. 

Berdasarkan hasil penelitian dari Fakultas Pertanian Unud di Bali ditemukan kandungan antosianin yang cukup tinggi sebagai antioksidan pada ubi jalar ungu yaitu berkisar antara 110 mg-210 mg/100 gram. Konsumsi diet rendah lemak dan kaya antioksidan dapat mengurangi risiko obesitas dan resistensi insulin. Sejumlah laporan terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ubi jalar ungu yang kaya akan polifenol, menurunkan kejadian diabetes tipe-2, sebuah kondisi yang berhubungan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah gangguan di mana insulin tidak cukup merangsang transport glukosa di otot rangka dan lemak dan tidak cukup menekan produksi glukosa hepatik. Mekanisme yang mencegah sel β pankreas mensekresi insulin dalam jumlah yang cukup untuk mengatasi resistensi insulin perifer belum sepenuhnya dipahami. Agen hipoglikemik oral yang secara langsung merangsang pelepasan insulin dari sel β (misalnya, obat berbasis sulfonilurea), bagaimanapun, dapat meningkatkan sekresi insulin pada diabetes cukup untuk mengatasi resistensi insulin perifer dan menormalkan kadar glukosa darah. Salah satu kelemahan menggunakan obat berbasis sulfonylurea adalah bahwa mereka gagal untuk mengontrol kadar glukosa darah normal. Obat ini juga mempengaruhi kemampuan sel β-pankreas untuk mengeluarkan tingkat insulin yang konsisten dan menyebabkan penambahan berat badan. Oleh karena itu, akan bermanfaat jika diet bisa mengatur kadar glukosa darah atau menginduksi produksi insulin oleh sel β- pankreas dalam kondisi diabetes tipe-2. 

Baca Juga: Manfaat Bonggol Pisang Sebagai Bioetanol


Hal ini juga diketahui bahwa diet antioksidan, termasuk antosianin, melindungi sel β-pankreas dari stres oksidatif glucose induced. Pemberian ekstrak ubi jalar ungu dapat melindungi sel dari pengaruh buruk radikal bebas. Radikal bebas adalah senyawa atau atom yang memiliki elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif terhadap sel atau komponen sel seperti lipid, protein dan DNA, serta dapat menyebabkan mutasi dan bersifat karsinogenik. Dalam keadaan normal radikal bebas yang di produksi didalam tubuh akan di netralisir oleh antioksidan endogen, jika kadar radikal bebas terlalu tinggi terjadi keaadaan yang tidak seimbang antara radikal bebas dengan antioksidan disebut stres oksidatif. Salah satu indikator untuk menentukan stres oksidatif pada manusia adalah kadar MDA (malondialdehyde) yang merupakan hasil dari peroksidasi lipid didalam tubuh akibat radikal bebas. 

Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan yang sangat penting hingga saat ini, karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai organ. Komplikasi tersebut diakibatkan oleh keadaan hiperglikemia yang kronis sehingga meningkatkan terbentuknya advanced glycation end products (AGEs) dan radikal bebas yang lain. Hiperglikemia kronis juga menyebabkan menurunnya fungsi antioksidan endogen seperti superoxide dismutase (SOD) SOD adalah antioksidan endogen yang cukup kuat dalam menguraikan ion superoksida sehingga mengurangi stres oksidatif. 

Dari hasil penelitian Jawi dkk (2008), kandungan antosianin yang terdapat pada ekstrak ubi jalar ungu merupakan salah satu antioksidan yang mampu mencegah stres oksidatif in vivo. Pemberian ekstrak ubi jalar ungu yang mengandung antosianin dapat menurunkan kadar glukosa darah sehingga akan memperkecil terbentuknya AGEs dan pada akhirnya akan menurunkan MDA pada darah sehingga dapat sebagai antioksidan eksogen pada penderita DM, serta meningkatkan kadar SOD.

Referensi: 

Anjani, E. P., Oktarlina, R. Z., & Morfi, C. W. (2018). Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus. Jurnal Majority, 7(2), 257–262.


Post a Comment

0 Comments