Can I Miss You || Cerpen 2020

Source: Freepik.com


by : Cexie Alleta Vleya

Cerpen 2020 - Pada suatu hari, ada seseorang yang bernama Liora Barsha Claretta, yang biasa dipanggil dengan Liora. Dia seorang gadis yang tinggal dari Korea dan bersekolah di HANLIM MULTI ARTS HIGH SCHOOL. Dia hanya seorang gadis pada umumnya, tapi enggak kalah pintar dan cantik seperti anak-anak yang lain. Walaupun kelihatannya sederhana, dia juga termasuk orang kaya. Makanya dari situ, dia enggan mau menunjukkan kekayaannya. Baginya, itu punya orang tuanya hasil kerjanya.

Paginya, aku pun bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Setelah berpakaian, aku memakai bedak dan liptint itu pun hanya tipis. Sehabis itu, aku pun langsung menuju ruang makan untuk breakfast bersama orang tua.

“Morning, Mommy Daddy,” sapaku.

“Mornig, honey. Hayuk, sarapan dulu. Ada kesukaan kamu nih,” ajak mommy.

“Wow. Okay deh, mom,” ucapku senang.

“Hari ini, berangkat pakai apa, sayang?” tanya daddy.

“Niatnya hari ini mau pakai bis, dad. Tapi kayaknya pakai supir aja deh,” jawabku.

“Enggak usah sama supir, sayang. Daddy akan anterin sama jemput kamu. Yuk berangkat” ajak daddy.

“Okay, yuk. Mom, aku sama daddy berangkat ya,” kataku.

“Okay, hati-hati dijalan, kedua kesayangan mommy,” balas mommy.

***

Sesampanyai disekolah, aku langsung menuju kekelas bersama sahabatku. Kami bersahabat dari kecil yaitu Agatha, Brisia, aku, Calynn, dan Elena. Saat masuk Junior High School, kami pisah. Aku pindah ke London, Agatha ke Roma, Brisia ke Paris, sedangkan Elena ke New York. Saat masuk ke Senior High School, kami bertemu kembali. Rasanya sangat senang bisa kembali lagi.

“Btw, katanya kita ada siswa baru lho. Pindahan dari London lho,” kata Agatha.

“Seriously? Jangan bohong lho, Tha,” jawab Elena.

“Mana ada bohong. Aku seriusan,” tangkas Agatha.

***

Kring!! Kring!!

Bel masuk pun berbunyi. Aku memang sudah stay dibangku. Aku duduk bareng Elena. Agatha bareng Callyn, sedangkan Brisia sama yang lain. Tiba-tiba Bu Jennie masuk bersama salah satu siswa pindahan. Aku sedang mengambil barang yang ada di tas, saat menghadap ke arah papan tulis dan itu pula aku melihat siswa itu. Dan ternyata dia adalah Mathias Walter Barnaby. Berarti benar yang ada di pikiran aku tadi. Dia yang jadi siswa baru disini dan jadi teman sekelas pula.

“Morning all. Dangsin sogae jom haejul laeyo,” kata Bu Jennie ke Math. 

“Annyeonghaseo yeoleobun, jeoneun Mathias Walter Barnaby imnida. Naeun leondeon-eseo isahaessda. Moduwa hyeoblyeoghasibsio. Gamsahabnida,” ucap Math. 

“Okay, kamu bisa duduk dibangku yang kosong,” titah Bu Jennie.

“Siap, bu,” jawab Math.

Setelah perkenalan, kami pun memulai pelajaran. Selama pelajaran aku kepikiran sama Math. “Koq dia bisa pindah kesini ya?” batinku. Sampai akhir pelajaran, aku masih memikirkan dia. Disisi lain, aku senang ada dia disini, tapi disisi lain aku juga merasa agak bersalah. Karena dengannya aku pindah, jadinya pisah sama dia. Walaupun hanya chat, tetap aja yang namanya rindu itu ada. I miss him!!

Kring!! kring!!

Bel istirahat pun berbunyi. Siswa-siswa lain pun berhamburan untuk menuju ke kantin. Beda lagi dengan aku, Agatha, Brisia, Calynn, dan Elena. Kami menuju ke kantin yang lumayan sepi. Setelah membeli camilan, kami langsung menuju ke rooftoop untuk bersantai disana. Karena disana tempat yang paling sepi dan nyaman. Disana hanya ada beberapa.

Dirooftop, kami melanjutkan ngobrol sambil canda tawa sampai setengah jam lagi bel tanda masuk. Setelah mengetahui waktu, kami pun langsung menuju ke kelas sambil ketawa-ketiwi. Kami memang begini. Kalau sudah ngumpul lupa semuanya termasuk waktu. Dikelas pun, kami masih melanjutkan yang tadi. Tanpa disadari, Math melihatku dari jauh.

***

Ting!! Handphoneku bunyi. Aku enggak tau ini nomor siapa.

+82……….9090

Hi, Li. Ini aku Math. Aku ganti nomor. Ini nomor baru ya. Jangan lupa di sv. Oh ya, mau tanya nih. Kamu ada waktu ga nih buat hari sabtu? Kalau ada kita jalan yuk.

Liorabarshaclaretta

Hi juga, Math. Okay nanti aku sv. Hari sabtu ya? Mungkin aku kosong deh.

Boleh deh. Mungkin aku izin dulu sama daddy dan mommyku dulu.

+82………9090

Okay aku tunggu besok pagi jawabannya. Oh ya, jangan lupa besok aku jemput ya.

Liorabarshaclaretta

Okay deh. See you tomorrow, Math. Good night.

+82………9090

Okay, see you too. Good night, babyku.

Aku senyum-senyum sendiri. Tapi, what baby? Kalimat terakhir sama kayak waktu aku sama dia masih pacaran. Sekarang aku makin rindu. Dimana kami selalu bareng-bareng. Mungkin ini saatnya aku sama dia mengulang memory dimana kita selalu bareng. Dah ah, sekarang tidur aja. Tapi aku senang sekali, akhirnya bisa jalan bareng lagi sama dia. Huaa, rasanya ingin cepat-cepat besok pagi.

Kebesokan harinya. Aku sudah siap dengan seragam sekolah dan sedikit make up walaupun engga terlalu kelihatan banget. Saat sudah siap, aku langsung menuju ruang makan. Disana sudah ada mommy dan daddy. Tapi koq ada yang aneh ya. What? Ada Math yang sudah dateng. 

“Morning all,” sapaku.

“Morning too, honey. Ayo sini makan bareng. Dek, kamu kenapa engga bilang kalau kamu satu sekolaha sama Math,” bilang daddy.

“Aku lupa, dad. Sorry,” ujarku sedih.

“It’s okay, baby. Daddy engga marah koq,” ucap daddy.

“Oh ya, kalau sudah selesai makan. Langsung aja berangkat ya. Math, uncle dan aunty nitip Liora ya. Kalau ada apa-apa langsung kasih tau aunty sama uncle ya,” kata mommy.

“Okay, uncle aunty. Yasudah kami pamit sekolah. Annyeonghaseo,” pamit Math.

“Annyeong,” jawab mommy daddy.

***

Sabtu pun tiba, aku bersiap-siap untuk berangkat. Aku dan Math janjian di taman deket kota. Setibanya di taman, aku menunggu Math yang belum datang. Beberapa menit kemudian, Math langsung nyamperin aku dan mengajak jalan-jalan keliling taman.

“Mmm, Math. Aku boleh bilang sesuatu ga?” tanyaku.

“Boleh dong. Apapun pertanyaan kamu bakal aku jawab,” jawab Math.

“Can I miss you?” tanya ku.

“Yes, you can. I miss you too,” jawabnya.

“Thank you, Math,” ujarku.

“Urwell, baby. Oh ya, bisakah kita bersama lagi?” tanyanya.

“Bisa!!!” teriakku. 

~ The End ~

Post a Comment

0 Comments